Resume & Interviewing
4 Kiat Melamar dengan Nilai IPK Rendah
By Susanti Yahya
Perguruan tinggi terasa seperti hanya sekejap mata dan tanpa terasa Anda sudah lulus. Anda memiliki kesempatan wawancara dan merasa takut karena IPK rendah akan menghalangi posisi impian Anda. Apa yang bisa Anda lakukan?
Dalam penelitian terbaru, ditemukan bahwa 67 persen perusahaan menganggap IPK adalah hal yang penting dalam merekrut para lulusan. Jika Anda tertarik untuk bekerja di bidang seperti keuangan, hukum, teknik, atau ilmu komputer, IPK luar biasa biasanya diperlukan dalam memperoleh posisi yang Anda inginkan. Sering kali manajer pemberi kerja memanfaatkan IPK untuk menilai keterampilan dalam pemecahanan masalah dan memprediksi keberhasilan pelamar.
Jika Anda bukanlah siswa terbaik di perguruan tinggi, berjuang mempertahankan pekerjaan paruh waktu atau dikubur di bawah terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler, cobalah menerapkan kiat bermanfaat ini untuk mengatasi siswa senior "GPA Blues."
1. Tinggalkan IPK Anda.
Jangan sertakan IPK Anda kecuali memiliki IPK yang luar biasa atau secara khusus ditanyakan oleh pemberi kerja. Secara umum, jika Anda membutuhkan IPK tertentu untuk mendaftar, biasanya perekrut mencari pelamar dengan IPK 3,0 atau lebih. Apakah IPK Anda lebih tinggi? Jika ya, masukkan skor itu pada surat lamaran Anda.
2. Sempurnakan Aplikasi Anda.
Cara mengkompensasi skor IPK rendah Anda adalah dengan aplikasi surat lamaran yang bagus. Untuk menarik manajer perekrutan, tunjukkan bahwa Anda adalah mahasiswa yang berpengetahuan luas dengan ambisi, keterampilan, dan kemampuan kepemimpinan!
Sesuaikan surat lamaran Anda dengan menambahkan kata-kata aksi yang terperinci pada deskripsi pekerjaan. Cantumkan frasa seperti "pemikiran cepat" atau "penyelesaian masalah yang rumit" untuk menunjukkan kemampuan komunikasi dan teknis Anda.
Buat surat lamaran yang menceritakan pemgalaman Anda. Ekspresikan mengapa Anda tertarik dengan perusahaan dan cara menyampaikannya..
Tambahkan surat rekomendasi kerja (jika diperlukan) ke aplikasi Anda dan pastikan Anda menghubungkan tautan ke portfolio digital atau situs web pribadi.
3. Dapatkan Referensi.
Referensi karyawan adalah cara termudah untuk memisahkan surat lamaran Anda dari yang lain. Ini adalah kesempatan Anda untuk melatih keterampilan jaringan dalam meningkatkan aplikasi Anda, sampai pada akhirnya Anda mendapatkan pekerjaan. Carilah jaringan profesional Anda melalui rekan atau profesor sebagai sumber daya untuk referensi. Jangan lupa, jika Anda dirujuk ke suatu posisi, sebutkan dalam surat lamaran Anda. Ini bertindak sebagai "built in recommendation."
4. Fokus pada peluang yang lebih baik yang lebih cocok untuk Anda.
Sayangnya, berbagai perusahaan sangat ketat dalam persyaratan IPK. Jika mereka membutuhkan 2,7, peluang Anda mungkin tipis atau bahkan nihil. Carilah pekerjaan yang fleksibel dengan skor IPK dan cocok dengan kemampuan Anda. Jika Anda unggul dalam pekerjaan ini, Anda mungkin dapat berputar balik di sekitar perusahaan tempat Anda pertama kali ingin bekerja. Carilah konselor yang dapat membantu Anda mengevaluasi kembali opsi ini. Anda pasti tidak akan menjadi orang pertama yang melenggang ke pusat karir dengan pertanyaan IPK.
Pada akhirnya, jika Anda tidak puas dengan IPK tersebut, ubahlah! Bahkan jika Anda berada di semester pertama tahun pertama atau semester terakhir tahun terakhir, setiap nilai Anda diperhitungkan. Capailah IPK Anda dengan serius, tetapi pahamilah bahwa itu bukanlah segalanya ketika mendaftar sebuah pekerjaan tertentu.
Apakah IPK yang Anda miliki buruk? Atau hampir mendekati buruk? Sekarang banyak perusahaan besar yang berevolusi, yang tidak hanya menilai dari IPK saja. Salah satu perusahaan besar tersebut adalah Google:
"Google terkenal dengan meminta semua pelamar untuk menyerahkan transkrip dan IPK dan juga nilai tes, tetapi saat ini tidak lagi, kecuali jika Anda hanya dalam beberapa tahun keluar dari sekolah atau perkuliahan. Kami menemukan bahwa orang-orang tersebut tidak memprediksi apa pun." - Laszlo Bock, Senior Vice President Google untuk Operasi People.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table