×
STUDILMU Career Advice - 5 Dampak Positif Kemarahan
Self Improvement

5 Dampak Positif Kemarahan

STUDILMU Users By STUDiLMU Editor

 
Berapa kali rekan pembaca Career Advice mendengar, “Setiap kali Anda marah, Anda meracuni sistem Anda sendiri”? Ya, kemarahan adalah emosi negatif. Masalah yang sebenarnya adalah kita selalu berusaha untuk menekan atau bahkan menghindari kemarahan. 
 
Lalu, apakah kemarahan dapat memberikan dampak positif bagi kita? Tentu saja ya. Ini pasti mengejutkan, bukan? Kemarahan muncul karena suatu alasan. Dan kali ini, kita akan membahas dampak positif kemarahan.

1. Kemarahan memberikan keseimbangan.

Keseimbangan dalam kehidupan profesional dan pribadi dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Ini memungkinkan kita untuk melihat situasi dari cara menyeluruh. Sehingga, kita dapat melihat posisi diri dengan jelas dan ke arah mana kita harus melangkah. 
 
Hal yang sama berlaku untuk keseimbangan emosional. Kemampuan untuk menekan kemarahan kita bukanlah tanda bahwa kita sehat secara emosional. Kita bisa saja berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Tapi, itu tidak lebih dari menjaga agar emosi tidak keluar. Dan coba tebak apa yang akan terjadi? Saat kita melawan suatu perasaan, perasaan itu hanya akan semakin kuat.
 
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berduka yang berusaha keras untuk menghindari perasaan sedih atau marah membutuhkan waktu paling lama untuk pulih dari rasa kehilangan tersebut. Ketika kita menekan atau menghindari emosi negatif seperti kemarahan, kemampuan kita untuk mengalami perasaan positif juga menurun. Ketika kita mengalami stress, amigdala kita, bagian dari otak yang terkait dengan emosi, mulai bekerja lebih keras. Tetapi, ketika kita mampu mengekspresikan emosi tersebut dalam kata-kata, kita akan semakin tenang. Orang-orang yang mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka jauh lebih sehat daripada mereka yang menekan emosi, misalnya kemarahan.
 
Ketika kita mengalami kemarahan, bicarakan situasi ini dengan seorang teman. Lampiaskan kemarahan tersebut dalam kata-kata lisan. Atau, tulishlah kemarahan tersebut dalam sebuah jurnal. Melampiaskan kemarahan ke dalam kata-kata, baik lisan maupun tulisan, adalah sebuah terapi yang baik untuk meredakan amarah. Ingatlah untuk mempelajari lebih dalam masalah sebenarnya di balik kemarahan tersebut.
 

2. Kemarahan membuat rasa tidak nyaman.

Kita hidup dalam masyarakat yang didorong oleh prinsip kesenangan. Sehingga kita tidak siap untuk berurusan dengan bagian lain dari emosi kita. Jika ada perasaan yang tidak kita sukai, kita mencoba menyingkirkannya atau berpura-pura tidak memilikinya.
 
Kemarahan membuat kita tidak nyaman dan itu hal yang baik karena itu menarik perhatian kita. Amarah menuntut kita untuk duduk dan mencari tahu akar permasalahan. Untuk sepenuhnya mengalami dan berada dalam tingkat kebijaksanaan, kita harus belajar rasanya mengalami ketidaknyamanan. Jika tidak, tidak ada perubahan dan pertumbuhan.
 
Orang yang lebih suka merasa marah ketika berhadapan dengan orang lain cenderung memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Sedangkan orang yang lebih suka untuk merasakan kebahagiaan saja cenderung memiliki kecerdasan emosional yang lebih rendah. 
 
Ketangguhan mental memungkinkan kita menggunakan kebijaksanaan emosi yang kita miliki. Sistem otak limbik kita memperingatkan kita akan adanya bahaya di lingkungan kita. Jika kita menghilangkan semua emosi negatif, kita juga akan menekan alat bertahan hidup yang telah mengingatkan kita akan ancaman di lingkungan kita selama berabad-abad. Semua emosi bisa bermanfaat; kuncinya adalah mengaturnya dengan tepat. Sehingga kita dapat memilih situasi yang lebih menguntungkan bagi kita.
 

3. Kemarahan menetapkan batasan.

Kemarahan membantu kita menemukan batasan kita. kemarahan membuat kita dapat mengubah situasi yang tidak diinginkan menjadi situasi yang lebih diinginkan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang tidak mengambil langkah untuk mengubah situasi mereka hanya menambah masalah mereka.
 
Ketika kita dihadapkan dengan situasi tidak menguntungkan yang tak terkendali, seperti kehilangan pekerjaan, kematian pasangan, atau penyakit yang tidak terduga, temukan cara untuk mengubah respons kita. Bayangkanlah bahwa kita adalah seorang pengamat yang tidak berpihak dalam situasi tersebut. ini membuat kita dapat mengendalikan amarah sebelum amarah tersebut meluap dan memperburuk keadaan. 

4. Kemarahan dapat memotivasi.

Apakah rekan pembaca pernah mengalami kemarahan karena melewatkan sesuatu yang penting, misalnya ujian penting atau hal lain yang dapat meningkatkan karier Anda? Gunakan kemarahan itu untuk memotivasi diri menjadi lebih baik.
 
Kemarahan adalah emosi yang menarik. Walaupun ini adalah perasaan negatif, ahli saraf telah menemukan bahwa kemarahan dapat membangkitkan respons kognitif dan perilaku yang positif. Jika kita memandang kemarahan seperti emosi lain, kita dapat menemukan cara untuk mengantisipasi kedatangannya dan memilih berapa lama kemarahan tersebut akan bertahan.
 
Misalnya kegembiraan. Kita selalu menggali pikiran dan tubuh untuk menghasilkan kegembiraan bagi kita. Kita menciptakan keadaan yang akan mendorong atau meningkatkan kegembiraan tersebut. Kita mengantisipasi kedatangannya sehingga tidak terkejut ketika itu muncul. Begitu juga dengan kemarahan. Kita harus mampu menemukan cara untuk mengantisipasi datangnya amarah dan memilih berapa lama itu harus bertahan.
 
Ketika kita memiliki kemarahan, selidiki lebih dalam faktor apa yang memancingnya. Penjelajahan kemarahan ini membutuhkan kejujuran dan kesadaran diri sebanyak mungkin untuk mengeksplorasi apa yang membuat kita bahagia. Baik emosi, maupun respons kita terhadapnya merupakan dua hal yang berkaitan dalam membentuk koneksi yang sehat dan matang.

5. Kemarahan dapat memperkuat hubungan.

Para psikolog dan terapis setuju bahwa konflik dan perselisihan memungkinkan kita untuk belajar lebih banyak tentang pasangan, pasangan, anak, teman, atau rekan. Kesetaraan dalam hubungan adalah tentang melalui hal-hal sulit bersama. Ini memungkinkan kita untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
 
Kita perlu mengakui kemarahan yang kita rasakan, dan kemudian menemukan cara untuk membiarkannya menghilang secara alami. Jika kita marah, tanyakan pada diri sendiri mengapa kita merasa seperti itu. Setelah kita dapat menemukan sumber kemarahan, kita dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang positif. Kendalikan amarah tersebut dan jangan membiarkan amarh mendorong kita melakukan tindakan yang merusak.
 
Melampiaskan amarah bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Untuk itu, kita harus mampu mengendalikannya dan menghilangkan amarah tersebut dengan cara yang tepat. Cobalah untuk membagikan amarah tersebut kepada orang lain dengan cara yang konstruktif.
 
Itulah 5 dampak positif dari kemarahan. Kemarahan yang dikelola dengan baik akan memberikan hasil yang baik. Namun, jika kita membiarkan diri kita dikendalikan oleh amarah, kita hanya akan melakukan hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Jadi, pastikan bahwa rekan pembaca dapat mengatasi kemarah Anda dengan baik ya. 

Featured Career Advice