Leadership
6 Cara Membangun Budaya Kerja yang Hebat untuk Tim
By STUDiLMU Editor
Budaya kerja memang menjadi salah satu hal yang sangat penting sebagai sebuah landasan dalam kesuksesan sebuah tim. Untuk bisa menciptakan budaya kerja yang hebat, diperlukan kerjasama antar anggota tim. Ini tidak bisa diciptakan hanya dengan usaha dan upaya yang dilakukan oleh satu orang saja, namun semua anggota tim harus kompak dan saling berusaha untuk mencapai budaya kerja yang hebat.
Artikel ini akan membahas 6 cara membangun budaya kerja yang baik dan hebat dalam sebuah tim. Sehingga, setiap anggota bisa merasakan keadilan dan kebahagiaan yang sama, serta kesempatan yang merata. Lalu, apa sajakah 6 cara tersebut? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Mengenali Emosi Diri Sendiri.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa usaha untuk menciptakan budaya kerja yang hebat harus diusahakan oleh semua anggota tim. Jadi, setiap individu harus belajar untuk mengenali emosi mereka masing-masing. Kenali apa yang bisa membuat kita marah? Bagaimana cara mengendalikan amarah kita? Dan apakah ada alternatif lain untuk mengelola emosi kita?
Kita adalah orang yang paling tahu kelemahan serta kekurangan diri sendiri. Itulah sebabnya untuk mengenali emosi diri sendiri, kita adalah orang yang tepat untuk melakukannya, bukan orang lain.
Selain itu, mengenali emosi diri sendiri dengan baik juga dapat menciptakan rasa empati dan simpati dari dalam diri kita terhadap orang lain. Dengan kata lain, orang pertama yang perlu kita kelola adalah diri kita sendiri.
Coba bayangkan jika di dalam sebuah tim, semua orang mudah meluapkan emosinya masing-masing dan bayangkan apabila di dalam sebuah grup, tidak ada satupun yang memberikan rasa empati dan simpati. Apa yang akan terjadi pada tim tersebut? Jawabannya mungkin kehancuran. Mengapa? Karena semua orang hanya sibuk memikirkan dirinya masing-masing.
2. Menggunakan Pikiran dalam Mengelola Perasaan.
Seperti yang kita ketahui bahwa kekuatan emosi bisa lebih kuat dibandingkan pikiran. Bahkan, orang yang paling rasional sekalipun bisa kehilangan akal sehatnya ketika didominasi oleh emosi yang kuat. Kehilangan akal sehat karena emosi bisa membuat kita kesusahan dalam berpikir jernih dan sulit untuk mengambil keputusan yang tepat.
Untuk membangun budaya kerja yang hebat, setiap dari kita perlu mengandalkan pikiran dan menurunkan emosi serta ego ketika keadaan tidak berjalan sesuai yang kita harapkan. Misalnya, jika rekan pembaca sedang kesal dengan klien yang sangat menyebalkan dan siang harinya kemeja Anda ketumpahan kopi di pantry. Apakah etis jika rekan pembaca meluapkan emosi dengan membanting pintu pantry dan berkata kasar?
Tahan dulu, dan bertenanglah. Meluapkan emosi seperti itu hanya akan membuat kita terlihat bodoh. Tutupilah noda kopi di kemeja dengan blazer kerja Anda dan tersenyumlah ketika menghadapi klien yang menyebalkan itu, maka semua akan baik-baik saja.
3. Mencoba untuk Memahami Perasaan Orang Lain.
Dalam sebuah tim, diperlukan perhatian seperti rasa empati dan simpati yang diberikan dari masing-masing anggota tim. Selain itu, memahami perasaan masing-masing anggota tim juga sangat diperlukan. Perlu diingat bahwa kita bekerja dengan manusia, yang memiliki hati dan perasaan.
Berbeda dengan benda mati yang tidak memiliki akal, pikiran dan perasaan. Itulah mengapa sikap saling perhatian, tenggang rasa, empati dan simpati sangat diperlukan untuk menciptakan budaya kerja yang hebat.
4. Saling Memberikan Perhatian yang Wajar.
Anggota tim adalah rekan-rekan kerja kita di kantor, yang mana kita akan menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan mereka. Bayangkan jika kita bekerja selama 8 jam per hari dari hari Senin ke Jumat, maka dalam seminggu kita akan menghabiskan waktu 40 jam di kantor bersama mereka.
Sebuah tim yang memiliki budaya kerja yang baik akan memiliki keadaan yang menentramkan bagi setiap anggota timnya. Hal ini dikarenakan setiap anggota tim saling berusaha mengerti perasaan rekan-rekan kerja lainnya dan saling memberikan perhatian. Perhatian disini dalam konteks yang baik dan wajar. Bukan ‘perhatian’ seperti yang diberikan dari seorang individu kepada kekasihnya.
Sebagai contoh, apabila salah satu anggota tim merasa kesulitan dalam pekerjaannya, anggota tim lainnya akan berusaha untuk memberikan perhatian kepada karyawan tersebut. Semua orang saling peduli dan mencoba untuk memecahkan permasalahan tersebut bersama-sama.
5. Saling Memberi Motivasi.
Setiap anggota di dalam tim pastinya memiliki kepribadian dan keterampilan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, semua anggota tim harus saling memberikan motivasi. Keterampilan dari satu karyawan akan melengkapi keterampilan yang dimiliki oleh karyawan lainnya. Itulah mengapa budaya kerja yang hebat selalu hadir di dalam tim yang terdiri dari orang-orang yang saling mendukung dan memotivasi untuk kebaikan dan kemajuan bersama.
Setiap anggota tim juga membutuhkan cara yang berbeda-beda untuk mendapatkan motivasi yang mereka harapkan. Itulah mengapa budaya kerja hebat hanya bisa dihasilkan dari kerjasama tim yang solid, kalau hanya sendiri saja maka tidak akan mungkin terjadi.
6. Saling Menegur untuk Kebaikan.
Meskipun budaya kerja yang hebat hanya bisa diciptakan dari kerjasama tim yang solid, namun bukan berarti setiap kesalahan yang diperbuat oleh anggota tim harus dibiarkan begitu saja. Saling memotivasi untuk kemajuan bersama memang bagus, namun saling menutupi kesalahan akan menjadi hal yang berbahaya. Lama-kelamaan budaya kerja yang tercipta akan mendukung hal-hal yang keliru untuk dilakukan, karena tidak ada orang yang berani menegur kesalahan tersebut.
Dengan kata lain, kesalahan-kesalahan yang diperbuat sudah menjadi sebuah kebiasaan yang dianggap normal oleh semua anggota tim. Padahal jika niatnya untuk kebaikan dan kemajuan bersama, maka kesalahan dan kekeliruan harus dihindari dan diperbaiki.
Itulah 6 cara keren yang bisa membantu rekan-rekan pembaca untuk membangun budaya kerja yang hebat di dalam sebuah tim. Selamat membangun budaya kerja hebat di tempat kerja Anda ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table