E-learning
Bagaimana Cara Mengembangkan E-Learning atau Pembelajaran Online?
By STUDiLMU Editor
Dewasa ini, e-learning atau pembelajaran online menjadi pusat perhatian bagi para pembuat dan penggunanya. Bagi para pebisnis atau pengusaha yang inovatif, mereka akan berfokus pada pengembangan e-learning atau pembelajaran online sebagai fokus bisnis mereka yang terbaru. Sedangkan bagi para peserta, e-learning bagaikan oase di padang pasir yang dapat memudahkan mereka dalam belajar dan mengasah keterampilan kapanpun dan dimanapun.
Meskipun bisnis e-learning terdengar sangat menggoda, namun ternyata ada beberapa langkah yang perlu kita terapkan untuk mengembangkan pembelajaran online ini loh, rekan-rekan. Dikutip dari website entrepreneur, ada beberapa langkah jitu yang bisa diambil dan ditindaklanjuti untuk mengembangkan e-learning atau pembelajaran online. Langkah-langkah yang disarankan ini bukan hanya mengembangkan e-learning yang kita buat, namun ini juga akan menyulap para target peserta atau audiens menjadi tertarik dengan pembelajaran online kita.
Langkah Pertama: Menciptakan Konten-konten Pelajaran yang Mudah untuk Diingat dan Dipahami.
Salah satu alasan kuat mengapa banyak orang ingin belajar adalah mereka ingin mengingat dan memahami suatu hal dengan sangat baik. Logikanya, untuk apa mereka membayar e-learning yang sulit untuk dipahami dengan konten-konten berat yang sebenarnya bisa menjadi lebih ringan?
Oleh karena itu, syarat utama yang perlu dilakukan untuk mengembangkan pembelajaran online kita adalah meringankan konten-konten yang ada, namun tidak mengurangi kualitas kontennya. Untuk memudahkan langkah pertama ini, kita bisa menerapkan kiat-kiat di bawah ini.
- Kiat pertama yang bisa kita lakukan adalah menganalisa kemampuan peserta, terutama sebelum e-learning di mulai.
Misalnya, kita membuat soal-soal untuk pre-test, sehingga kita dapat mengidentifikasi kemampuan peserta di awal. Hal ini bertujuan agar konten pembelajaran yang kita sampaikan setara dengan kemampuan mereka. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sehingga peserta pun akan merasa senang belajar melalui e-learning kita.
- Kiat kedua adalah membuat konten e-learning yang relevan dengan bidang industri, minat, bakat, serta tujuan mereka. Jangan asal dalam memberikan konten pembelajaran kepada peserta e-learning kita. Mereka memilih e-learning kita karena percaya bahwa pembelajaran online yang kita buat dapat membantu kesuksesan mereka di bidang industri yang mereka pilih. Apabila seorang peserta bekerja di bidang sumber daya manusia (HRD) pada sebuah perusahaan, namun kita memberikan konten e-learning tentang memasak. Apakah itu relevan? Tentu saja tidak.
- Kiat ketiga, sisipkan humor sebagai penyeimbang konten pembelajaran kita yang serius. Dalam hal ini bukan berarti kita mendominasi humor di dalam konten pembelajaran, namun kita hanya perlu menyisipkannya sedikit saja tanpa mengurangi konten-konten inti dalam e-learning. Dengan menggunakan kiat ini, peserta e-learning akan merasa nyaman dan semakin tertarik dengan konten e-learning kita.
- Kiat keempat, jangan lupa untuk menyertakan beberapa cerita atau analogi sebagai contoh nyata di dalam materi e-learning kita. Seseorang akan lebih mudah dalam mengingat dan memahami konten pembelajaran, jika disertai dengan contoh-contoh dari konten tersebut. Beberapa cerita dan analogi yang diberikan juga akan membuat peserta semakin tertarik dengan e-learning kita.
- Kiat kelima, jangan lupa untuk memasukkan “elemen manusia” ke dalam konten-konten e-learning kita. Sebagai contoh, memasukkan foto atau gambar, meletakkan beberapa ilustrasi di dalamnya, dan memasukkan rekaman suara manusia. Nah, rekaman suara ini adalah elemen yang paling sering digunakan di dalam konten e-learning. Tujuannya agar peserta benar-benar merasa seperti sedang diajarkan secara langsung oleh seorang trainer di depannya.
- Kiat keenam, kita perlu menggunakan sumber-sumber multimedia yang dipilih secara selektif untuk mempercepat pemahaman peserta e-learning. Mengingat setiap peserta memiliki kadar pemahaman yang berbeda-beda, maka kita perlu memperhatikan hal ini. Sebagian peserta e-learning akan merasa mudah mengerti jika mereka menonton video, ada yang lebih paham dengan bacaan teks, dan sebagian lainnya mungkin akan merasa dimudahkan jika ada contoh-contoh dan diskusi kelompok. Agar e-learning kita semakin berkembang, kita perlu menggunakan semua elemen tersebut di dalam pembelajaran online kita. Tujuannya agar semua peserta dapat memahami konten-konten e-learning kita dengan mudah.
- Kiat ketujuh, kita perlu menyediakan soal-soal yang bisa menguji pemahaman peserta dengan baik. Teori tanpa ujian hanya akan menjadi hal yang sia-sia. Untuk itu, kita perlu membuat soal-soal e-learning yang relevan dan membantu mengasah pemahaman peserta e-learning lebih dalam.
- Kiat terakhir, kita bisa mengirimkan lembar umpan balik kepada para peserta e-learning. Tujuannya supaya kita bisa mengetahui hal-hal apa saja yang perlu kita tingkatkan dan pertahankan.
Langkah Kedua: Mencantumkan Testimoni E-learning di Situs Web.
Langkah kedua ini juga tidak kalah penting loh, rekan-rekan. Testimoni yang disertakan di dalam situs web e-learning kita akan membuat para pengunjung web semakin tertarik untuk bergabung dengan pembelajaran online yang kita sediakan. Semakin banyak testimoni yang diberikan dari perusahaan-perusahaan terkenal, maka semakin baik kesan e-learning kita dimata peserta. Dengan kata lain, mereka akan semakin yakin untuk bergabung dengan e-learning kita.
Beberapa mentor ahli menyarankan bahwa kita perlu bekerjasama dengan organisasi nirlaba. Misalnya, mengajak para karyawan dari organisasi nirlaba untuk berpartisipasi dalam e-learning kita. Berikan mereka potongan harga yang ideal agar tertarik dalam mengikuti e-learning ini. Mentor-mentor yang menyarankan cara ini mengatakan bahwa bekerjasama dengan organisasi nirlaba akan memudahkan kita dalam memperkenalkan e-learning kepada masyarakat luas.
Biasanya organisasi nirlaba akan mempromosikan e-learning kita secara percuma kepada mitra bisnis mereka lainnya. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?
Langkah Ketiga: Memilih Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) yang Tepat.
Yap! Langkah selanjutnya adalah memilih LMS yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. LMS ini dipilih secara selektif agar peserta e-learning dapat mengikuti pembelajaran online dengan baik dan produk-produk e-learning kita bisa terus berkembang secara berkelanjutan.
Lalu, apa itu LMS? Mungkin rekan-rekan Career Advice sudah membaca artikel kami sebelumnya yang berjudul “Apa itu LMS?” namun kami akan menyampaikannya secara singkat disini. LMS adalah singkatan dari Learning Management System (Sistem Manajemen Pembelajaran) dan ini merupakan istilah global untuk sistem komputer yang dikembangkan secara khusus untuk mengelola kursus online, mendistribusikan materi pelajaran dan memungkinkan kolaborasi antara peserta dan pemateri.
Definisi lain dari LMS adalah sebuah platform perangkat lunak yang memberikan, mengelola dan melacak hasil dan menghasilkan laporan untuk kursus online (e-learning) yang bisa dilakukan dengan jarak jauh. Ada banyak LMS yang dapat kita pilih untuk e-learning, beberapa diantaranya adalah:
- Moodle
- Edmodo
- Blackboard
- Skillsoft, dan lain sebagainya.
Setelah membaca artikel ini, apakah rekan pembaca sudah mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana cara mengembangkan e-learning atau pembelajaran online Anda? Kami harap artikel ini benar-benar membantu semua rekan pembaca.
STUDILMU memiliki produk e-learning atau learning management system atau LMS, yaitu STUDILMU LMS. STUDILMU LMS sangat mudah digunakan dengan harga terjangkau. Untuk mengetahui lebih detail, silakan klik link ini: STUDILMU LMS. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table