Emotional Bank Account
By STUDiLMU Editor
“Kalau bepergian, simpan uangmu jangan hanya di satu tempat”. Kata-kata kakek saya itu terus terngiang setiap kali saya packing untuk travelling, bahkan sampai sekarang, saat beliau sudah tidak ada lagi. Nasihat yang masuk akal saya rasa.
Menurut kakek, jika semua uang kita hanya ada di dompet, dan ternyata tanpa kita harapkan dompet itu dicopet misalnya, apa jadinya. Sendirian, di kota orang, tanpa uang. Mungkin kalau sekarang, lain cerita, asal ada handphone di tangan kita, aman. Bisa menghubungi orang yang kita kenal, masih bisa melakukan transfer, pembelian, booking hotel dengan smartphone kita. Tapi dulu, Anda bisa bayangkan, alangkah repot dan susahnya ketika kita kehilangan dompet sementara kita berada di daerah yang tidak kita kenal. Kakek menyarankan saya, untuk membagi-bagi uang saya dan menyimpannya di saku, di kantong tas, atau di kantong lain. Jadi ketika ada salah satu yang hilang masih ada simpanan di tempat lain.
Bukan hanya ketika bepergian, bahkan sampai sekarang saya jadi terbiasa membagi-bagi uang saya di pos-pos yang berbeda, di rumah, di rekening bank A, di rekening bank B, dst. Rasanya aman ketika satu simpanan mulai habis, saya masih bisa menggunakan simpanan lainnya.
Senada dengan simpanan dan pengaturan keuangan, hubungan antar manusia bisa digambarkan seperti rekening. Kita mengenalnya sebagai emotional bank account (EBA). Ketika kita mulai menjalin hubungan dengan orang lain, artinya kita sedang membuka rekening EBA kita di orang tersebut.
Sama seperti ketika kita mulai membuka rekening, kita pun mulai melakukan transaksi. Ada dua jenis transaksi, setoran dan penarikan. Setoran di EBA kita lakukan ketika kita melakukan hal-hal baik kepada seseorang. Membantu, bersikap ramah, menyapa, tersenyum, menolong, adalah hal-hal yang kita lakukan supaya bisa melakukan setoran di EBA kita dengan orang lain.
Jika dalam rekening bank, setoran akan menambah jumlah saldo rekening kita, begitu juga dengan EBA. Setoran akan menaikkan tingkat kepercayaan dan kualitas sebuah hubungan. Contohnya, sebagai orang baru di sebuah perusahaan, Diana belum memiliki teman, bahkan cenderung lebih sering terlihat sendiri karena hampir sebagian besar karyawan di perusahaan tersebut usianya jauh di atas Diana. Ketika Diana berkenalan dengan Doddy yang menjadi mentornya ketika melakukan presentasi ke klien untuk pertama kalinya, Diana merasakan Doddy sangat membantu, ramah, dan tidak pelit berbagi ilmu. Tingkat kepercayaan Diana terhadap Doddy meningkat, berbeda dengan hubungan Diana dengan karyawan lainnya. Saat itulah Doddy sedang melakukan “setoran” ke rekening EBA Diana.
Setoran ini bisa semakin bertambah jika Doddy terus mendampingi, membantu, bersikap ramah, dan bersahabat dengan Diana. Apa yang dirasakan Diana? Dalam diri Diana, rekening EBA ini menimbulkan perasaan nyaman, percaya, dan meningkatkan kedekatan hubungan mereka.
Namun, jika suatu saat Doddy melakukan hal yang tidak membuat Diana nyaman, misalnya dengan membicarakan masalah pribadi Diana ke teman-teman mereka sekantor, atau berkata kasar, atau mengingkari janjinya. Saat itulah Doddy melakukan penarikan rekening EBA. Diana menjadi tidak nyaman, berkurang rasa percayanya, hubungan mereka mulai renggang, dan begitulah proses saldo rekening EBA Doddy ke Diana mulai berkurang, karena penarikan. Proses penarikan EBA membuahkan perasaan tidak nyaman, sakit hati dan berkurangnya kepercayaan.
Jika penarikan dilakukan terus menerus, akan ada batas dimana sudah tidak mungkin melakukan penarikan lagi. Di rekening normal, batasnya adalah saldo kita. Tidak mungkin kita melakukan penarikan saldo kurang dari nol rupiah. Kecuali jika kita mau berhutang. Dalam EBA, ada batas toleransi dan kesabaran sehingga kita tidak mungkin melakukan penarikan lagi.
Prinsip EBA ini berlaku untuk setiap hubungan yang kita bina. Kepada semua orang yang kita temui, sebenarnya kita sedang membuka rekening EBA. Yang menentukan tingkat interpersonal skill kita adalah, ketika rekening dibuka, transaksi jenis apa yang sering kita lakukan?
Jika kita terlalu sering melakukan penarikan, dibandingkan dengan setoran, kita sedang meninggalkan saldo minus di EBA kita, kita sedang meninggalkan kekecewaan, sakit hati dan ketidaknyamanan di hati orang yang berinteraksi dengan kita. Apa akibatnya? Kita meruntuhkan kepercayaan (trust) orang lain terhadap kita. Lebih jauh lagi, hubungan kita dengan orang lain tidak lagi harmonis, orang akan lebih merasa “dimanfaatkan”, bukan mendapatkan hubungan yang saling memberi manfaat. Lingkungan akan menganggap kita orang yang sulit, lalu mereka mulai menjauhi kita.
Sebaliknya jika kita rajin melakukan penyetoran, saldo kita akan bertambah, hubungan kita dengan orang lain akan terasa manis, orang akan nyaman bertemu, mengenal dan berinteraksi dengan kita. Bahkan jika suatu saat keadaan mengharuskan kita untuk melakukan penarikan, jika suatu saat kita butuh pertolongan orang lain, akan banyak orang yang dengan rela bahkan merasa senang bisa membantu kita. Dengan sukarela orang-orang mempersilakan kita untuk melakukan penarikan saldo. Mengapa? Karena timbul kepercayaan (trust) orang lain kepada kita.
Bayangkan, jika kita melakukan setoran EBA ke banyak orang yang kita kenal, banyak orang menerima kita dengan terbuka, banyak orang mengenal kita sebagai orang yang terpercaya, hidup kita akan lebih mudah, banyak hal yang bisa kita lakukan bersama dalam sebuah team. Banyak hal kita dapat dengan melakukan setoran EBA, lebih banyak lagi jika kita tidak hanya melakukannya ke satu atau dua orang saja.
Kembali ke cerita saya tentang nasihat kakek, jangan hanya menyimpan uang di satu tempat. Jangan hanya melakukan setoran EBA ke orang-orang tertentu yang kita pilih saja. Karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan membutuhkannya. Dan selagi kita masih hidup berkomunitas di dunia ini, kita akan selalu membutuhkan orang lain. Pastikan hubungan kita bukan atas dasar penarikan saldo rekening EBA saja, tetapi karena kita pun mau menyetorkan EBA kita ke banyak orang yang kita temui. Selamat menabung!! Selamat menjalani kehidupan yang kaya dengan rekening EBA!!
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table