×
STUDILMU Career Advice - GO ONLINE or GO AWAY
E-learning

GO ONLINE or GO AWAY

STUDILMU Users By STUDiLMU Editor

Kompas selama tiga hari berturut turut sejak senin lalu menuliskan artikel menarik tentang Dunia Digital (Lihat kliping Kompas tgl 15-17 Juni 2015).Menarik karena fakta ini semakin lama semakin menjadi ‘dunia baru’ yang semakin nyata. Suatu keniscayaan yang tak dapat dipungkiri, dihambat dan diabaikan.

Bahwa banyak yang masih tidak percaya, Kompas menuliskan bahwa ‘Digital sudah gerogoti bisnis konvensional’. Bahwa banyak yang tidak mau tahu, karena masih melihat hal ini belum terjadi di bisnisnya. Bahwa banyak yang masih bilang itu soal nanti, karena tidak merasakan bahwa pertumbuhan pendapatan melorot tajam, walaupun secara absolut masih naik, karena ekspansi digital.

Fenomena yang terjadi di Jakarta, maaf saya hanya bisa merasakan secara langsung di kota ini, ekspansi digital sudah semakin merata di semua sektor.

Coba lihat di sekitar kantor saya di Kuningan, pasukan helm dengan jaket GOJEK, sudah membuat Ojek konvensional kewalahan. Hanya dengan bantuan ‘Apps’ orang Jakarta sudah dimanjakan dengan pelayanan prima tanpa perlu bersentuhan dengan yang namanya macet.

Anak saya memanfaatkan dengan cerdik. Dikala masa promo, disuatu malam beberapa saat yang lalu, anak saya pesan lewat ‘Apps’ untuk pembelian dan pengantaran Bebek Bengil dari Imam Bonjol dan Martabak Bandung Pecenongan, hasilnya makanan tersedia di rumah dengan biaya yang sangat kompetitif dibandingkan langsung menuju sasaran. Ini membuat warung makan dan resto di Kelapa Gading sudah bersaing dengan semua resto yang di Jakarta. Kompetisi antar semakin tak terbatas. Omzet bisa turun drastis karena dulu berpikir tidak ada pesaing yang sepadan di daerah ‘remote’, tapi kini tidak ada kalimat ‘remote’ karena hanya menekan beberapa ‘tuts’ di ‘smart phone’, makanan hangat sudah siap tersaji di meja makan anda.

Uber dan Grab, perusahaan teknologi informasi yang mampu menembus ‘entry barier’ menjadi perusahaan transportasi dengan aset non fisik. Hasilnya, sudah membuat goyah banyak perusahaan taxi mapan karena ongkosnya yang sangat murah.

Kita masih melihat Alfamart dan Indomart, bersaing ‘head to head’ di lokasi sekitar anda. Sebentar lagi, persaingan secara fisik akan membuat mahal, karena akan digantikan, dalam porsi yang lumayan besar, pembelian lewat ‘online’ dan pengunjung menjadi semakin sepi.

‘Show room’ mobil masih terlihat gagah dan mentereng di berbagai sudut kota, seringkah anda melihat pelanggan memasuki ruang pamer mobil disana. Atau pernahkan anda melihat model mobil disana ? Jumlahnya semakin menyusut, karena ‘show room’ yang dipadati pengunjung adalah di pameran dan ‘mall’. Apalagi kalau pesan mobil bisa lewat ‘online’ seperti yang sudah terjadi di USA, maka suatu pemborosan di dekade mendatang pembukaan cabang penjualan dengan ruang pamer mobil yang besar. Ruang pamer akan masuk ke tangan anda melalui aplikasi ‘smart phone’ anda.

Anda masih menyaksikan pasien antri sampai jam 1 pagi di rumah sakit atau klinik menunggu giliran dokter top. Sebentar lagi, ruang tunggu akan lenggang, karena jadual digantikan dengan ‘apps’ yang memberi tahu anda kapan jam anda berkonsultasi. Tidak perlu antri lama, karena seluruih sistim sudah terkoneksi dalam jaringan.

Saya masih bisa meneruskan hal ini untuk segala macam indutri. Tapi yang jelas ONLINE akan membuat banyak industri gulung tikar. Kaset, DVD, ‘travel agents’ konvensional akan tinggal sejarah kalau tidak mau berubah.

Nah, pertanyaannya adalah :

1. Sampai sejauh mana industri anda mengadopsi strategi ‘online’ ini ?

2. Sampai seberapa jauh perusahaan anda sudah menyiapkan diri untuk ikut bermain di arena baru ini ?

3. Seberapa besar anda menyiapkan dana dan orang untuk masuk sebelum anda dipaksa keluar ?

Pertanyaan ini secara strategis dan operasional harus dijawab ‘sooner rather tha later’.

Ingat, kalau tidak GO ONLINE anda ada GO ASIDE. Artinya semakin kecil kuenya, semakin terpinggirkan dan hanya mengais remah remah yang tersisa.Semakin GO ASIDE ada akan makin terpojok dan akhirnya GO AWAY, bangkrut karena bisnis konvensional anda semakin mahal biayanya tapi tidak memuaskan pelanggan yang ingin cepat dan murah. XIAOMI, sudah membuktikan kedigdayaan ini yang membuat Samsung mulai bergetar.

Agar strategi GO ONLINE anda membuat bisnis anda GO BIGGER, HIGHER and FASTER maka ada tiga prinsip sederhana yang harus dipegang :

Pertama, ONLINE Business bukanlah OFFLINE BUSINESS yang dikomputerisasikan. Kalau hanya itu, maka itu bukan ‘online’ bisnis tapi mengelektronikkan bisnis proces yang manual. Ini sekedar otomatisasi yang hanya berdampak pada QCD tapi tidak membawa perubahan pada bisnis itu sendiri. Ini hanya cocok untuk penerapan strategi ‘cost efficiency’.

Kedua, ONLINE bisnis bukanlah alternatif atau ‘new delivery channel’ untuk menjembatani dunia digital tapi ONLINE business anda adalah ‘new business portfolio’ yang didesain dengan paradigma baru. Ini memerlukan team baru, sistem baru yang mungkin justru akan ‘membunuh’ bisnis konvensional anda. Ini adalah menemukan UBER, AirBnB dan Xiaomi misalnya.

Ketiga, GO ONLINE membutuhkan ‘capital’, ‘commitment’ and ‘courage’ dari CEO bukan sekedar ide dari bagian IT. Ini adalah ‘strategic move’ tidak sekedar ‘operational move’. Kalau tidak dipimpin oleh CEO sendiri, GO ONLINE hanya sekedar GO OTOMATION. CEO yang tidak melek digital. Akan kehilangan kursinya karena ternyata kursinya sudah diambil orang.

Tinggal sekarang terserah anda, menganggap ini adalah soal nanti atau ini adalah soal hidup mati.



Salam,

Paulus Bambang

adalah Director PT Astra International Tbk dan Penulis buku-buku laris dengan judul Built to Bless Company, Lead to Bless Leader, As CEO’s Soulmate dan Balancing Your Life.

Featured Career Advice