Entrepreneurship
Mengapa Anak-Anak Harus Diajarkan Pola Pikir Kewirausahaan?
By STUDiLMU Editor
Pola Pikir Kewirausahaan atau Entrepreneurial Mindset
Mengenal pola pikir, ternyata pola pikir atau mindset bukan hanya tentang pola pikir negatif atau pola pikir positif saja loh. Faktanya, ada beberapa jenis pola pikir atau mindset lainnya. Salah satu contoh mindset (pola pikir) yang banyak dilatih atau diperlukan oleh orang banyak adalah pola pikir kewirausahaan. Pola pikir atau mindset adalah doa yang kita tanamkan di dalam pikiran masing-masing atau serangkaian kerangka pemikiran yang kita yakini dalam memandang suatu hal. Dengan kata lain, pola pikir adalah kerangka pikiran yang mungkin tidak sama dengan satu individu dengan individu lainnya, maka setiap individu harus bisa mengontrol pola pikir mereka masing-masing. Lalu, apa yang dimaksud dengan pola pikir kewirausahaan? Pola pikir kewirausahaan adalah serangkaian kerangka pemikiran yang digunakan sebagai cara pandang individu terhadap keuangan dan bisnis, terutama tentang bagaimana mereka bisa menghasilkan produk yang banyak dibeli orang lain? Bagaimana mereka bisa memperoleh keuntungan? Bagaimana agar menjadi pengusaha yang sukses, dan lain sebagainya.
Bagi para individu yang memegang teguh pola pikir kewirausahaan ini, nantinya akan dijadikan sebagai langkah-langkah menjadi pengusaha sukses bagi mereka. Intinya, pola pikir entrepreneur adalah modal utama yang akan membimbing kita agar menjadi pengusaha sukses di masa depan. Dari penjelasan ini, kita bisa lihat kan bagaimana kekuatan mindset atau pola pikir sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita.
Dewasa ini, kami sering melihat beberapa bacaan yang mengarah pada cara menjadi pengusaha muda sejak mahasiswa. Sekarang bagaimana jika kita lempar jauh lagi umurnya, misalnya kita memikirkan cara menanamkan pola pikir kewirausahaan sejak kanak-kanak? Bagaimana menurut rekan-rekan pembaca terhadap judul seperti demikian?
Pada artikel kali ini kita akan menjelaskan mengapa anak-anak harus diajarkan pola pikir kewirausahaan sejak dini? Menurut website business dot com, ada hal-hal yang harus kita ketahui tentang alasan mengapa pola pikir kewirausahaan menjadi suatu pelajaran yang sangat penting, bahkan perlu dipelajari sejak kanak-kanak. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
Pola Pikir Kewirausahaan dapat Mendorong Pola Pikir Kreatif & Inovatif
Banyak orang yang berpendapat bahwa pola pikir kewirausahaan akan mendorong kita menjadi seorang yang kreatif, inovatif, selalu berpikiran positif dan bersemangat dalam menghasilkan profit atau keuntungan. Lantas, apakah anak-anak harus diajarkan tentang bagaimana mereka harus berwirausaha atau bagaimana mereka harus mengenal dunia kapitalis sejak dini? Tentunya, hal ini masih menjadi perdebatan sampai sekarang.
Sebenarnya tanpa kita mengajarkan pola pikir kewirausahaan kepada anak-anak, kenyataannya mereka memang sudah memiliki pola pikir tersebut sedari kecil loh, rekan-rekan. Contohnya, ketika orang tua memberikan anaknya sebuah mainan, kita bisa melihat bagaimana anak-anak sering memainkan mainannya tersebut di luar cara yang dianjurkan atau memainkannya dengan cara yang lebih kreatif. Padahal mungkin cara memainkannya tidak seperti yang mereka lakukan. Dalam hal ini, kita bisa melihat bagaimana anak-anak adalah makhluk yang sangat kreatif!
Menurut Anna Burrell, seorang pendiri dan CEO dari Twiggs & Co, “Sekarang yang lebih tepatnya adalah bagaimana kita mengajarkan para orang dewasa untuk menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di dalam diri anak-anak, bukan dengan menentang atau menekannya?” Namun, sebelum kita benar-benar yakin untuk memupuk pola pikir kewirausahaan pada diri anak-anak, alangkah baiknya jika kita menyimak keutamaan pola pikir kewirausahaan terlebih dahulu berikut ini.
Seberapa Penting Pola Pikir Kewirausahaan untuk Anak-Anak?
Pertama-tama, kita perlu tahu bahwa antara pendidikan bisnis dan pola pikir kewirausahaan tidaklah sama. Maksudnya, anak-anak yang nantinya tumbuh dewasa dan mengambil pendidikan bisnis, mereka belum tentu memiliki pola kewirausahaan di dalam dirinya. Berbeda dengan pola pikir kewirausahaan, pola pikir ini akan mendorong keterampilan hidup yang ada di dalam diri kita untuk terus berkreasi, berinovasi dan menciptakan banyak pengembangan yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Nah, pola pikir seperti inilah yang juga diperlukan oleh para pendiri bisnis startup. Mereka akan memiliki sikap yang gigih dalam bekerja dan mau belajar dari kesalahan orang lain. Mengapa? karena sudah menjadi sifat utama para wirausahawan yang berani bereksperimen dengan mengambil risiko dan menjadikan kesalahan orang lain sebagai pelajaran dan pengalaman berarti bagi mereka.
Berbicara tentang belajar dari kesalahan, anak-anak sebenarnya sudah melakukan hal ini secara intuitif loh, rekan-rekan. Coba perhatikan anak-anak yang berumur 6 sampai 7 tahun, ketika mereka membuat sebuah kesalahan, seringkali mereka mengatakan “Aduh, salah deh!” atau “Yah, aku salah”. Disadari atau tidak, anak-anak yang berkata demikian menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki pola pikir kewirausahaan yaitu, menyadari kesalahan.
Nah, sekarang bagaimana kita sebagai orang-orang dewasa untuk membimbing mereka bahwa kesalahan yang mereka perbuat tidak perlu disesali, namun dicari jalan keluarnya dan menjadikan kesalahan tersebut sebagai suatu pembelajaran yang berarti. Sama halnya seperti seorang pengusaha yang melakukan suatu kesalahan bisnis, maka dirinya akan segera memperbaiki kesalahan tersebut dengan solusi terbaik.
Jadi, pola pikir kewirausahaan ini bukan hanya bermanfaat bagi orang dewasa, pelajar atau calon wirausahawan, akan tetapi pola pikir ini sangat penting bagi anak-anak untuk belajar menyadari kesalahan, mencari solusi permasalahan dan menjadikan kesalahan sebagai pembelajaran yang berharga.
Pola Pikir Kewirausahaan Penting Ditanamkan sebagai Kurikulum di Sekolah
Seperti yang kita ketahui bahwa pola pikir kewirausahaan berkaitan erat dengan pengambilan risiko, fleksibilitas dan juga keluar dari zona nyaman. Masalahnya, seringkali unsur-unsur tersebut menjadi permasalahan untuk diterapkan di sekolah. Misalnya, seorang murid dilarang untuk menjadi seorang yang fleksibel karena harus menuruti peraturan-peraturan yang ada di sekolah. Selain itu, seorang anak juga sering dilarang untuk berpikir di luar zona nyaman mereka, karena setiap anak dituntut untuk mengikuti kurikulum yang ada.
Sebagai contoh, seorang anak harus menjawab “Saya tidak tahu” di depan guru dan teman-teman sekelasnya agar tidak mengeluarkan jawaban yang memalukan atau mengecilkan hati pengajarnya. Menurut Rachel Cottam, sebagai seorang mantan guru sekolah menengah dan sekarang menjadi manajer tim pemasaran ZipBooks Startup, mengatakan bahwa “Anak-anak harus diajarkan keberanian untuk mencoba apapun. Salah satunya adalah mencoba menjawab pertanyaan yang tidak mereka ketahui, walaupun harus menjawab dengan jawaban di luar ekspektasi atau di luar zona nyaman mereka. Mereka harus berani bereksperimen, berkreasi dan mengambil risiko”.
Jadi, tugas para pengajar adalah menanamkan pola pikir kewirausahaan ini seakan-akan sudah tertanam di dalam kurikulum sekolah. Cobalah untuk mendorong para pelajar dalam berpikir jauh dan berani mencari tahu jawaban dari pertanyaan, walaupun mungkin jawabannya belum tentu tepat.
Pola Pikir Kewirausahaan Penting agar Anak-Anak Memiliki Keterampilan Bertahan Hidup di Masa Depan.
Sebagai orang dewasa atau tenaga pengajar, kita bukan hanya perlu menanamkan pola pikir kewirausahaan ke dalam kurikulum sekolah. Akan tetapi, pola pikir kewirausahaan ini akan sangat bermanfaat untuk kehidupan anak-anak di masa mendatang nanti.
Maksudnya, jika anak-anak sudah terbiasa untuk berpikir kreatif, inovatif, berani mengambil risiko dan keluar dari zona nyamannya untuk menjadi seorang yang lebih fleksibel, serta menyadari kesalahan dan menjadikannya pembelajaran, maka mereka sudah memiliki keterampilan untuk bertahan hidup dengan baik.
Anak-anak akan menjadi pribadi yang bukan hanya mengikuti satu pekerjaan saja, namun mereka akan menciptakan banyak peluang kerja baru dari sikap yang selalu ingin bereksperimen dan berani mengambil risiko. Mereka menjadi pribadi yang tidak terkungkung dengan kehidupan yang rigid, namun bebas dan bertanggung jawab.
Apakah Pola Pikir Kewirausahaan berasal dari Bakat Alami atau Bakat yang Dilatih?
Tentunya, hal ini juga masih menjadi sebuah perdebatan. Sebagian orang mengatakan bahwa pola pikir kewirausahaan itu sudah terbentuk semenjak seorang bayi lahir ke dunia. Logikanya, “Mana mungkin kita bisa mengubah seorang anak untuk berpikir tentang bisnis sehebat Jeff Bezos atau Jack Ma?!” Bahkan, ada juga orang-orang yang mengatakan bahwa menanamkan pola pikir kewirausahaan pada anak-anak hanyalah hal yang sia-sia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Leanna DeBellevue, seorang konsultan bidang marketing di DeBellevue Global, beliau mengatakan bahwa “Saya adalah seseorang yang sangat percaya bahwa seorang pengusaha hebat memiliki bakat kewirausahaan alami sejak lahir, bukan dilatih”. Menurutnya, seorang pengusaha hebat harus memiliki pertahanan yang hebat dan itu sudah tertanam semenjak mereka lahir.
Sebaliknya, pendapat lain mengatakan bahwa pola pikir kewirausahaan adalah sesuatu yang dapat dilatih dengan baik. Logikanya, para pengusaha bukanlah seorang superman yang selalu kuat dan “tahan banting” dengan dunia bisnis semenjak dari kecil. Namun, setiap pengusaha hebat adalah orang-orang yang bersemangat dan berani untuk berkembang dengan menciptakan hal-hal inovatif. Seperti yang dikatakan oleh Rob Kingyens, seorang pendiri dan CEO Yellowbrick bahwa “Setiap orang yang ingin menjadi pengusaha sukses harus mengambil dan memutuskan tindakannya sendiri”. Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa pola pikir kewirausahaan itu sesuatu yang dapat dilatih dan dikembangkan.
Apapun pendapat kita, entah pola pikir kewirausahaan adalah sesuatu yang dibentuk atau didapatkan sejak lahir. Kenyataannya, pola pikir ini sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Mereka akan belajar bahwa mengambil risiko, berpikir fleksibel, melangkah keluar zona nyaman dan belajar dari kesalahan bukanlah suatu permasalahan yang harus dihindari, namun harus dipelajari dan diterapkan sejak dini.
Jadi, bagaimana nih rekan-rekan? Sudahkah Anda siap menanamkan pola pikir kewirausahaan kepada anak-anak Anda? Selamat mencobanya ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table