Self Improvement
Thomas Alfa Edison
By STUDiLMU Editor
Ada satu peristiwa tentang Thomas Alfa Edison, sang penemu lampu pijar, yang unik dan selalu saya ingat. Yaitu tentang bagaimana ia mengajukan protes terhadap surat kabar yang memuat judul berita utama: “Setelah 9.955 kali gagal menemukan bola lampu pijar, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”, setelah ia sukses menciptakan lampu pijar yang mampu bertahan menyala lebih dari 1000 jam. Ada yang mengatakan Thomas Alva Edison mencoba 999 kali. Baru pada kali ke-1000 dia berhasil. Bahkan di internet, banyak versi berseliweran, mulai dari angka 300, 700, 999, 1000, 2000, 3000, 5000, 10.000, bahkan 20.000. Tidak jelas mana yang benar. Namun satu kalimat yang banyak dikutip adalah respon Edison terhadap judul artikel itu. “I have not failed 10,000 times. I have not failed once. I have succeeded in proving that those 10,000 ways will not work. When I have eliminated the ways that will not work, I will find the way that will work.” (Saya bukan gagal 10.000 kali. Saya tidak gagal satu kali pun. Saya berhasil membuktikan bahwa ada 10.000 cara yang keliru. Ketika saya telah mengetahui cara-cara yang keliru, akhirnya saya akan menemukan sebuah cara yang benar).
Wow. Itu yang pertama terlintas dalam benak saya saat membaca berbagai angka yang disebut berbagai pihak itu. Berhenti di angka 300 saja, bagi banyak orang mungkin sudah menjadi pencapaian besar tersendiri. Boro-boro mencoba sampai ribuan kali. Berapa banyak dari kita yang merasa sudah cukup saat untuk ke tujuh belas kalinya kita gagal? Mau sebanyak apa lagi usaha dan waktu dibuang untuk mencoba? Lalu kita memutuskan untuk berhenti dan beralih pada hal lainnya. Tapi Edison tidak demikian. Ia memutuskan untuk terus mencoba, dan memandang ketidakberhasilannya tetap sebagai keberhasilan. Keberhasilan menemukan sekian ribu alternatif yang tidak tepat. Bagai koleksi not-to-do yang bisa diwariskan sebagai pegangan bagi usaha selanjutnya. Betapa luar biasanya cara pikir sosok ini.
Mereka yang berhak menyandang sebutan climber memang bagai bocah kecil yang keras kepala – dalam artian positif. Sering kita menyaksikan begitu ngototnya seorang bocah melakukan hal yang terus menerus dilarang orangtuanya. Tidak jarang hingga akhirnya ia sendiri mengalami celaka karena kengototannya itu. Misalnya seorang bocah pemberani yang hobi mencoba berdiri di atas sadel sepedanya saat sedang meluncur. Keras kepala yang memancing jerit takut larangan ibunya, hingga berbagai koleksi luka hingga tulang patah, dan kerusakan sepeda dalam berbagai bentuk. Tapi bukannya kapok dan berhenti, ia justru belajar bahwa next time, perlu menempatkan kaki di posisi tertentu, dan menumpukan berat di titik tertentu agar bisa imbang lebih lama. Di masa depan ia menjadi atlet sepeda downhill ternama.
Ruginya adalah, kengototan positif yang kita miliki di masa kecil untuk mencapai sesuatu yang kita yakini akan membuahkan hasil, berkurang kadarnya seiring pertambahan usia. Lebih mudah bagi kita untuk ngotot atas sesuatu yang tidak membawa banyak manfaat, misalnya ngotot berdebat tentang tim sepakbola mana yang lebih baik. Jikapun kita sukses memenangkan perdebatan, tidak ada sumbangsihnya terhadap pergerakan kita ke depan. Lain cerita jika kita adalah si pemain dari klub sepakbola, yang ngotot berlatih kerasa agar dapat tampil prima dan membuktikan perkataan kita bahwa tim kita lah yang terbaik. Kengototan alias keras kepala seperti inilah yang perlu kita pertahankan. Keras kepala positif seperti yang didemonstrasikan Edison, bahwa yang ia lakukan akan membawa hasil positif. Keras kepala untuk tetap dan terus mencoba, walaupun melakukan kesalahan yang menumpuk daftarnya. Keras kepala untuk terus bergerak, dantidak berhenti.
“Success seems to be connected with action. Successful people keep moving. They make mistakes, but the don’t quit.”
- Conrad Hilton-
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table