×
STUDILMU Career Advice - 5 Cara Menghindari Kejahatan Cyber Crime
Self Improvement

5 Cara Menghindari Kejahatan Cyber Crime

STUDILMU Users By STUDiLMU Editor

 
Seiring dengan kemajuan teknologi, ini bukan hanya memberikan dampak yang baik bagi banyak individu, bisnis dan perusahaan. Namun, perkembangan teknologi juga memberikan dampak buruk bagi beberapa pihak, salah satunya adalah bisnis kecil yang baru ingin mengepakkan sayapnya di dunia perbisnisan. Selain itu, ancaman dan risiko keamanan bagi bisnis kecil semakin meningkat. Situasi ini menuntut para pebisnis dan pengusaha kecil untuk melindungi bisnis mereka dari segala kejahatan cyber crime yang ada, dan berusaha semaksimal mungkin dalam menurunkan kemungkinan risiko yang akan datang. 
 
Tidak peduli sebesar apapun perusahaan yang kita miliki, dan meskipun situasi bisnis terlihat aman, namun kita harus tetap mewaspadai segala kejahatan cyber crime yang bisa datang sewaktu-waktu tanpa di duga-duga. Seperti yang pepatah katakan, “sedia payung sebelum hujan”. Bagaimanapun, jangan menunggu untuk meningkatkan pertahanan bisnis kita terhadap kejahatan cyber crime, mulailah melindunginya dari sekarang. 
 
Hal ini didukung oleh fakta yang mengejutkan dari kejahatan cyber crime yang terus ditujukan kepada bisnis kecil. Menurut laporan SiteLock dari Q2 2018, semua situs web yang ada diserang rata-rata 58 kali per hari. Tanpa disadari, ini merupakan salah satu ancaman terbesar bagi bisnis kecil dan menengah. Tidak hanya itu, hal ini juga dihadapi oleh para perusahaan besar. 
 
Keadaan menjadi semakin genting saat data yang diberikan oleh Ponemon Institute dan Keeper Security menunjukkan bahwa persentase usaha kecil yang pernah mengalami serangan cyber crime semakin meningkat dari 55 % pada 2016 menjadi 61 % pada 2017.
 
Jika pembaca Career Advice adalah salah satu pemilik bisnis kecil yang sedang berkembang, berikut adalah lima cara mudah untuk menghindari kejahatan cyber crime dan menurunkan risiko yang ada. 

1. Kata Sandi yang Dibuat Harus Kuat

Ini adalah kunci utama dari segalanya. Tidak hanya bisnis kecil, para pengguna media sosial yang tidak memiliki bisnis apapun, harus membentengi akun mereka dengan membuat kata sandi yang kuat. Kata sandi yang kuat dapat diartikan seperti kunci dan gembok dari sebuah rumah mewah yang dapat mengamankan penghuni rumah dari bahaya maling atau penjahat. 
 
Hindari membuat kata sandi yang mudah untuk diingat dengan mengaitkannya dengan tanggal hari, tanggal dan bulan kesukaan seperti tanggal berdirinya perusahaan atau momen-momen penting lainnya. Dalam kata lain, kata sandi yang kuat tidak boleh merujuk pada informasi pribadi atau menggunakan kata-kata umum yang dapat diketahui oleh orang lain. Pedoman untuk membuat kata sandi yang kuat adalah dengan menggunakan minimal delapan karakter yang terdiri dari, huruf besar, huruf kecil, angka dan simbol. Setelah kita membuat kata sandi yang kuat, langkah selanjutnya adalah memastikan apakah kata sandi yang kita buat sudah cukup kuat atau belum.
 
Nah untuk mengecek hal ini, ada beberapa situs yang dapat membantu kita untuk memastikan hal ini. Situs ‘LastPass’, dapat membantu kita dengan cepat dan mudah dalam menyimpan dan mengambil kata sandi yang berbeda. Situs ‘How Secure is My Password’, dapat membantu kita dalam mengevaluasi kekuatan kata sandi yang ingin kita buat. Dan situs ‘Haveibeenpwned.com’, dapat memberitahu kita apakah kata sandi yang kita buat pernah menjadi bagian dari pelanggaran data atau tidak. 
 

2. Penting untuk Menggunakan Otentikasi Dua Faktor

Tidak hanya memerlukan kata sandi yang kuat, otentikasi dua faktor juga sangat diperlukan. Ini adalah mekanisme yang memeriksa ulang kredensial masuk untuk memastikan bahwa Anda adalah pemilik akun yang sesungguhnya.
 
Sebelum kita masuk ke dalam akun, mereka akan meminta kita untuk menuliskan nama pengguna dan kata sandi yang kita miliki, sebagai penjaga keamanan pertama untuk masuk ke akun. Tidak sampai disitu saja, akan ada penjaga keamanan kedua yang biasanya berdasarkan sesuatu yang kita ketahui. Contohnya, kode PIN, jawaban untuk pertanyaan rahasia yang kita pilih seperti “apa hewan kesukaan dari kecil?” atau “apa nama panggilan Anda semenjak kecil?” sesuatu yang hanya kita yang tahu sebagai pemilik akun dan sesuatu yang secara biologis dapat terdeteksi oleh teknologi seperti pengenalan suara, pemindaian sidik jari, atau pemindaian retina.
 

3. Hapus Akun yang Sudah Tidak Digunakan

Katakanlah, sebelumnya bisnis kecil Anda memiliki satu akun lama yang sudah tidak aktif lagi. Ini dikarenakan, Anda lupa kata sandi yang terdahulu. Tidak hanya itu, Anda sempat beristirahat sejenak dari bisnis, sehingga sudah lama sekali akun tersebut tidak digunakan. 
 
Mungkin ini terlihat sepele, tapi nyatanya tidak. Meskipun tampaknya tidak berbahaya untuk membiarkan akun aktif yang tidak digunakan, seperti email atau login server perusahaan, ini sebenarnya merupakan ancaman keamanan bagi semua bisnis, terutama bisnis kecil. 
 
Para hacker semakin merajalela di dunia maya, dan mereka dapat menggunakan informasi pribadi apapun yang mereka dapatkan secara online, baik di media sosial atau dimanapun. Mereka memiliki banyak cara untuk dapat membuka akun bisnis kita, meskipun sudah kita persenjatai dengan kata sandi yang kuat. Setelah mereka berhasil masuk ke dalam akun kita, dengan semudah ‘membalikkan telapak tangan’ mereka dapat menggunakan semua informasi pribadi dan penting tentang perusahaan atau bisnis kita. 
 
Jadi, pembaca Career Advice sekarang sudah tahu kan apa konsekuensinya dari membiarkan akun aktif yang sudah tidak digunakan begitu saja? Solusinya, gunakan situs atau aplikasi yang dapat membantu kita dalam menghapus akun lama tersebut. Jika sebelumnya ada karyawan yang resign atau meninggalkan perusahaan, jangan lupa untuk hapus jejak mereka, seperti menghapus sidik jari atau akses apapun yang dapat mengizinkan mereka untuk mengakses akun pribadi bisnis kita. Jangan berikan celah sekecil apapun bagi mereka untuk mengotak-atik keamanan cyber crime kita. 
 

4. Hapus Aplikasi yang Sudah Tidak Digunakan

Yap, ini hampir sama dengan poin sebelumnya yaitu, menghapus akun yang sudah tidak digunakan oleh bisnis kita. Menghapus aplikasi yang sudah kadaluarsa atau tidak digunakan lagi juga sangat penting untuk menghindari risiko kejahatan cyber crime yang bisa sewaktu-waktu datang kepada kita. 
 
Penting untuk kita memastikan bahwa semua aplikasi yang ada di dalam perangkat seluler telah mendapat pembaruan keamanan secara teratur, atau cara paling amannya adalah dengan menghapus aplikasi tersebut dari desktop, ponsel atau perangkat lainnya. 

5. Perbarui Perangkat Lunak dan Plugin Situs Web

Nyatanya, banyak bisnis kecil yang menggunakan layanan aplikasi situs web yang secara umum digunakan oleh banyak orang. Dengan kemudahan akses tersebut, situs-situs tersebut rentan terhadap kejahatan cyber crime jika dibiarkan tanpa pengawasan.
 
Lantas, apa solusinya? Lindungi situs web kita dengan memperbarui aplikasi dan plugins sistem manajemen konten (CMS). Pembaruan perangkat lunak seringkali menghindari kejahatan cyber crime, serta memperbaiki bug atau menambah fungsionalitas.

Featured Career Advice