Coaching
Coaching? Untuk apa dan untuk siapa?
By Susanti Yahya
Setelah mengembangkan skill dan menjadi leader yang terbukti kemampuannya, hari-hari penuh kerja keras dan dedikasi, sudahkah Anda memberi reward bagi diri Anda sendiri? Mungkin cuti beberapa hari untuk mengajak keluarga terkasih berlibur atau sekedar “Me time” menghilangkan penat? Menjadi panutan, tumpuan, dan mentor team member (bahkan mungkin) juga rekan lain dan atasan, adalah prestasi yang membanggakan dan patut diapresiasi. After all, leader hebat yang menjadi andalan banyak orang layak mendapat sedikit kesenangan bagi diri sendiri. Bukan begitu?
Tengok saja salah seorang rekan kami dari perusahaan terdahulu, pemimpin baru departemen, bernama Joko. Dengan begitu padatnya tugas sepanjang tahun, ia tak lupa memasukan “me time” sebagai reward penambah semangat bagi dirinya. Liburan tahunan kali ini adalah Bali. Setelah meninggalkan catatan instruksi panjang, beliau berangkat sesuai rencana. Tapi yang tidak termasuk dalam rencananya adalah, bahwa ternyata ia“tidak bisa” absen dari kantor. Ada banyak orang yang kehilangan dan butuh arahannya. Bahkan sejak hari pertama, telepon selulernya tidak berhenti berdering. Staff dan rekan kerjanya bergantian menghubungi untuk menanyakan banyak hal, mengklarifikasi pekerjaan, meminta arahan penyelesaian tugas dan masalah, hingga telpon dari pelanggan. Dan ini berlanjut hingga hari terakhir liburannya.
Dia bahkan sempat menggunakan nada tinggi menyatakan “Saya ini lagi cuti loh?!” – karena kesal saat entah untuk ke berapa kalinya menerima panggilan dari kantornya, dan menggeleng-geleng tak percaya, bagaimana bisa sulit sekali mencari waktu untuk dirinya sendiri. Begitu banyak orang antri untuk bertanya, sehingga rasanya tak ubahnya ia bekerja dari jauh. Raga liburan, kerja tetap jalan. Rekan kerja yang menghubungi pun merasa hasil kerja timnya kurang memuaskan dan sesungguhnya bisa menjadi lebih baik lagi bila ia yang turun tangan. Cutinya berubah menjadi bekerja dari suatu-tempat-selain-kantor. Sosok paling membanggakan di tempat kerja ternyata tak punya waktu untuk mengapresiasi dirinya sendiri.
Pernahkah Anda mengalami yang dialami rekan kami Joko? Kalau sedemikianlah kondisi Anda saat ini, Anda tentu leader dengan skill luar biasa dan layak dipromosikan. Tapi pertanyaannya, apakah lantas Anda bisa promosi? Dengan kondisi seperti itu, apakah Anda bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi? Bayangkan kalau Anda menjadi pimpinan Anda. Ketika Anda melihat anak buah Anda sebagai seorang pemimpin satu-satunya yang paling hebat dalam timnya, apakah Anda akan mempromosikan dia ke tempat yang lebih tinggi? Atau jangan-jangan Anda justru kuatir bila diadipromosikan, maka timnya yang sekarang akan turun prestasinya? Tim masih sangat membutuhkan Anda, jadi posisi Anda sekarang sudah paling tepat untuk menjaga prestasi tim Anda. Karena itu, tetaplah Anda di posisi sekarang, sampai ada orang lain yang bisa menjadi minimal sama bagusnya dengan Anda. Setuju?
Jika itu yang terjadi, maka bagi kami itu adalah kisah tragis. Bekerja siang dan malam – di kantor dan di rumah, sakit pun masih terus dicari pekerjaan (dan dibela-belain tetap kerja), namun ternyata promosi tidak kunjung tiba. Itulah gambaran yang terjadi kalau kita terlalu hebat di tempat kerja, sampai lupa untuk menciptakan kader atau secondman kita. Lupa untuk mengembangkan orang lain di dalam tim kita yang akan siap menggantikan kita suatu saat nanti. Seyogyanya, manfaat coaching juga bagi leader.
Dulu, pemimpin yang berhasil seringkali dicitrakan sebagai satu-satunya orang yang paling hebat di tempatnya. Dia menjadi hebat kalau bisa mengalahkan ketrampilan semua orang di timnya. Menjadi orang yang paling melayani customer. Untuk menjadi hebat, dia harus mengalahkan orang lain, menjatuhkan orang lain, sehingga dia makin menonjol. Kehebatannya makin didengar oleh atasan, dan dia makin bersinar. Kalau kita masih berpikir demikian, jangan-jangan kita termasuk orang yang mindsetnya gagal update? Walaupun tubuh kita berada di era sekarang namun pemikiran kita masih berada di jaman sebelum tahun 80-an. Karena jaman sekarang citra pemimpin yang hebat sudah jauh berubah.
"True leaders don't create followers, they create more leaders.". Pemimpin dicitrakan hebat ketika dia mampu mencetak kader-kader yang hebat, bahkan lebih hebat dari dirinya. Pemimpin dicitrakan hebat ketika dia bisa cuti tanpa diganggu, ikut training tanpa dicari-cari, dan mampu mengerjakan hal-hal yang lebih strategik tanpa terus direpotkan oleh pekerjaan rutin yang bisa ditangani anak buahnya. Pemimpin yang hebat tidak terus menerus bersusah hati karena merasa tidak puas dengan begitu banyak hasil kerja tim membernya. Juga tidak selalu dibuat stress oleh pekerjaan, akibatgatal ingin turun tangan sendiri. Semakin dia tidak diganggu anak buahnya, maka orang akan mempersepsikannya telah berhasil mencetak orang-orang hebat di bawahnya yang bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri dengan hebat. Pemimpin seperti ini siap untuk menduduki posisi yang lebih tinggi lagi. Dia mencetak orang-orang hebat dibawahnya yang akan mengangkatnya untuk naik lebih tinggi lagi. Untuk itu perusahaan bisa memfasilitasi dengan mengikutkan para leaders mereka mengikuti kursus online coaching agar coaching skills para leaders mereka meningkat.
Jika ingin menyelenggarakan training Coaching, silakan menghubungi kami di:
021 29578599 (Hunting)
021 29578602 (Hunting)
0821 1199 7750 (Mobile)
0813 8337 7577 (Mobile)
info@studilmu.com
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table