Leadership
Kriteria Pemimpin yang Memiliki Executive Presence
By STUDiLMU Editor
Pengertian Executive Presence
Executive presence ini sendiri adalah pelatihan tingkat tinggi yang ditujukan khusus untuk para pimpinan eksekutif perusahaan dan untuk mereka yang ingin mendapatkan pengalaman transformasi melalui praktik ‘mindfulness’, yang berarti kualitas atau kesadaran akan sesuatu.
Kehadiran eksekutif (Executive Presence) memanglah hal yang sulit untuk dideteksi dan diartikulasikan secara tepat dan rinci. Namun, banyak profesional mengatakan bahwa Kehadiran eksekutif (Executive Presence) adalah kemampuan untuk memberikan rasa tenang, percaya diri, ketegasan dan martabat secara umum.
Setelah membahas secara singkat tentang executive presence, sekarang mari kita simak contoh skenario berikut ini agar kita semua lebih memahami bagaimana cara mengetahui, “apakah saya memiliki sikap ‘kehadiran eksekutif’ (executive presence) atau tidak?
Suatu ketika, rekan-rekan Career Advice datang ke dalam sebuah pertemuan yang berisiko sangat tinggi. Sebagai contoh, presentasi penjualan, interaksi dengan klien baru, atau pemecahan konflik di dalam perusahaan. Nah, kehadiran eksekutif ini memiliki sifat yang emosional dan fisiologis. Tentunya, pertemuan yang berisiko tinggi akan memacu adrenalin kita, jantung akan berpacu sangat kencang karena apapun yang kita lakukan akan menimbulkan konsekuensi yang sangat berdampak pada perusahaan.
Setiap kata yang kita ucapkan di depan orang-orang dalam forum, dengan secepat kilat mereka akan memperhatikan dan mendengarkan kita. Lantas, bagaimana cara kita mengeksekusi di level tertinggi tersebut saat tekanan benar-benar menyala?
Dalam praktik executive presence, kita bisa menilainya dengan sangat mudah dan cepat terutama ketika kita memasuki sebuah ruangan yang berisi forum penting. Dengan cepat, kita bisa mengetahui siapa yang memiliki sikap kehadiran eksekutif, dan siapa yang tidak memilikinya. Executive presence ini akan terpancar dengan sangat baik pada setiap individu yang memilikinya. Mereka yang memiliki sikap ini akan terlihat sangat menarik untuk diperhatikan. Misalnya, bagaimana cara mereka berpikir, mengutarakan pendapat, dan mengkritisi pendapat orang lain.
Sebagian orang bergabung ke dalam C-Suite karena executive presence mereka yang sangat tinggi, meskipun pada kenyataannya mereka bukanlah pemimpin yang baik. Sayangnya, ada begitu banyak pemimpin yang baik, namun mereka tidak melakukannya karena tidak memiliki executive presence di dalam dirinya masing-masing.
Faktanya, sikap kehadiran eksekutif atau executive presence dapat tumbuh dengan sendirinya, jika kita memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat dan juga harga diri yang tinggi. Perlu kita ingat kembali bahwa rasa percaya diri dan harga diri adalah dua hal yang berbeda. Rasa percaya diri adalah keyakinan yang meyakinkan diri kita bahwa kita mampu untuk melakukan sesuatu. Sedangkan, harga diri adalah perasaan yang meyakinkan diri bahwa kita memiliki kelayakan dan nilai yang tinggi.
Dalam kata lain, seseorang yang memiliki sikap ‘executive presence’ tidak pernah absen dari rasa kepercayaan diri dan harga diri. Kepercayaan diri dapat dibangun dengan menantang diri kita saat menghadapi pertemuan penting yang berisiko tinggi. Dari sana kita dapat tahu, “apakah kita berani dan percaya diri untuk mengambil segala risiko yang ada?” Selain itu, kita juga dapat membangun harga diri dengan menerima kelayakan diri kita sendiri dengan segala ketidaksempurnaan yang kita miliki.
Dalam hal ini, kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan diri kita sendiri. Namun, kita yakin bahwa kita layak untuk melakukan segala sesuatu yang luar biasa dan berdampak tinggi. Inilah kriteria yang benar-benar harus ada di dalam jiwa setiap pemimpin.
Sebelum memancarkan executive presence kita di hadapan rekan-rekan kerja lainnya, tarik napas perlahan-lahan dan gerakan kita harus fokus dengan alur napas yang kita ambil. Ini bertujuan agar kita tidak tergesa-gesa dalam mengutarakan pendapat dan dapat berpikir jernih terkait apa yang ingin kita ucapkan.
Rekan pembaca masih ingatkan bahwa perkataan apapun yang keluar dari mulut kita akan menjadi bahan perhatian bagi orang lain? Jadi, meskipun kita memiliki kepercayaan diri yang penuh dan harga diri yang tinggi untuk bisa memiliki executive presence, kita tetap perlu memiliki emosi yang stabil.
Ingat, kita berada di antara para pemimpin eksekutif perusahaan, para pemimpin tertinggi yang memiliki jabatan dan tanggung jawab yang bukan main-main.
Berikut ini adalah beberapa kriteria seseorang yang memiliki kehadiran eksekutif atau executive presence yang TINGGI:
- Kita cenderung melakukan apa yang kita yakini benar dalam menghadapi segala kontroversi yang ada.
- Kita tahu langkah yang berisiko lainnya, yang berada di luar zona nyaman kita yang mungkin belum pernah kita ambil.
- Kita memiliki kerendahan hati dalam mengakui kesalahan yang kita perbuat dan menjadikannya sebuah pelajaran. Dalam kata lain, kita tidak gengsi untuk mengakui kesalahan.
- Kita tidak memerlukan validasi dari luar. Karena menurut kita, kepuasan internal dan penerimaan diri sudah lebih dari cukup.
- Percaya bahwa tujuan yang sedang kita tuju adalah tujuan tim. Sehingga, kita selalu mengikutsertakan anggota tim lainnya. Kesuksesan tim adalah kesuksesan kita juga.
- Menerima pujian yang diberikan orang lain dengan sikap sopan dan penuh keanggunan. Ini menandakan bahwa kita sangat menghargai apresiasi dari orang lain dan tidak menunjukkan sikap sombong. Kita akan mengatakan “Terima kasih, saya senang jika Anda menganggapnya berguna”.
- Hindari keraguan diri dan upayakan diri untuk mendapatkan hasil yang sempurna (setidaknya, hampir sempurna).
- Kita dapat melepaskan sesuatu yang telah berlalu, terutama saat kita sudah banyak berinvestasi di dalamnya.
Berikut ini adalah beberapa kriteria seseorang yang memiliki kehadiran eksekutif atau executive presence yang RENDAH:
- Kita cenderung cepat mengubah sikap dan perilaku kita berdasarkan apa yang dipikirkan oleh orang lain.
- Kita terlalu menyukai posisi di zona aman kita, membiarkan tanggapan orang lain yang menghakimi kita karena selalu merasa itu bukan waktu yang tepat untuk melawan atau kita merasa bahwa melawan hanyalah tindakan yang berisiko tinggi.
- Kita cenderung menyangkal dan menutupi kesalahan yang kita lakukan, atau berharap bisa memperbaiki kesalahan sebelum ada orang lain yang tahu.
- Kita selalu mencari perhatian dan pengakuan dari orang lain demi memvalidasi pekerjaan baik yang kita lakukan.
- Kita cenderung memuji-muji kebaikan yang kita lakukan dan mengambil alih keberhasilan dari pekerjaan yang orang lain kerjakan.
Itulah beberapa kriteria khusus dari seseorang yang memiliki kehadiran eksekutif atau executive presence yang tinggi dan rendah. Setelah menyimak kriteria-kriteria di atas, kira-kira rekan pembaca masuk ke dalam kriteria yang mana?
Apabila rekan pembaca masih masuk ke dalam kategori pemimpin yang memiliki executive presence yang rendah, tidak perlu khawatir, karena kita dapat membangun executive presence itu sendiri.
Beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan menghirup napas dan menghembuskannya secara perlahan-lahan, menulis dua hal yang paling kita syukuri setiap harinya, tersenyum, mengasah rasa percaya diri dan teguhkan harga diri dan mulailah terhubung dengan anggota lainnya setiap mengadakan pertemuan penting. Yakinlah, bahwa rekan-rekan Career Advice adalah seorang yang layak untuk memiliki executive presence seperti yang dimiliki oleh pemimpin eksekutif lainnya. Selamat berjuang ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table