Leadership
5 Cara Menangani Kasus Nepotisme di Tempat Kerja
By STUDiLMU Editor
Kenyataannya, nepotisme bukan hanya ada di dalam dunia politik, namun nepotisme bisa terjadi dimana-mana. Tidak hanya itu, ketika kita berurusan dengan nepotisme, semuanya akan menjadi semakin rumit. Apalagi, jika kita bukanlah orang-orang yang memiliki otoritas tinggi untuk menghentikan kasus nepotisme ini.
Coba kami berikan satu skenario ya, “salah satu rekan kerja Anda adalah sepupu dari bos. Awalnya, hasil pekerjaan yang dia berikan sangatlah mengagumkan, sehingga bos selalu memberikan pujian kepada dirinya. Namun seiring berjalannya waktu, hasil pekerjaannya semakin merosot karena dia yakin bos akan selalu mempercayai dirinya. Tidak sampai disitu saja, rekan kerja Anda juga mulai melemparkan beberapa tanggung jawab dan tugas kerja yang seharusnya dia kerjakan. Dikarenakan teman-teman yang lain takut dimarahi oleh bos, jadi mereka tidak berani menyampaikan hal ini kepada bos”.
Dari skenario di atas, bagaimana menurut rekan pembaca? Menangani kasus nepotisme di tempat kerja seperti ini memang tidak gampang. Ibarat kata, mundur salah, maju juga salah. Masalahnya, tanpa kita sadari kasus nepotisme yang berlanjut secara terus-menerus dapat merusak bisnis, bahkan merusak lingkungan tempat kerja kita. Nepotisme dapat menciptakan kebencian antara sesama karyawan dan menyebabkan gesekan-gesekan konflik yang membahayakan dunia kerja.
Apabila rekan pembaca merasa bahwa Anda sedang berada di lingkungan kerja yang memiliki kasus nepotisme, berikut ini adalah 5 cara untuk menanganinya.
1. Memeriksa Perasaan Kita.
Sebelum kita menganggap bahwa kasus nepotisme sedang terjadi di tempat kerja kita, coba tarik nafas secara dalam-dalam dan tenangkan diri kita. Mengecek perasaan kita sangatlah penting, jangan sampai amarah kita tersebut muncul karena kita tidak menyukai pekerjaan rekan kerja yang kita curigai memiliki hubungan kekerabatan atau keluarga dengan bos kita.
Cari tahu dengan pasti apakah dia benar-benar masih dalam bagian keluarga dari bos dan pastikan sekali lagi kepada rekan-rekan kerja lainnya, apakah kekesalan kita terhadap hasil pekerjaannya juga dirasakan oleh rekan-rekan kerja kita lainnya? Atau, mungkin hanya kita saja yang merasakannya? Intinya, jangan bersikap gegabah dengan mengatakan secara lantang bahwa “itu merupakan kasus nepotisme!” namun, cari tau kebenarannya terlebih dahulu dan tenangkan diri agar bisa berpikir lebih baik.
2. Tetap Menjadi Profesional.
Semisalnya, rekan pembaca sudah mencari tahu kebenarannya dengan sangat teliti. Dan, katakanlah kasus nepotisme benar-benar terjadi pada rekan kerja yang telah Anda curigai, maka tetaplah bertenang. Memang sih akan sangat menyebalkan ketika seorang karyawan yang benar-benar tidak memenuhi syarat kerja bahkan bekerja dengan tidak profesional, tiba-tiba bisa lolos begitu saja ke dalam perusahaan tempat Anda bekerja.
Sedangkan, setahun yang lalu rekan pembaca bersusah-payah dengan penuh keringat mengikuti serangkaian tes dan wawancara agar bisa direkrut oleh perusahaan tersebut. Wah, rasanya sangat tidak adil, bukan?!
Meskipun kenyataannya seperti itu, kita tetap tidak bisa mengontrol perilaku, sikap atau respon dari orang lain. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mengontrol sikap dan perilaku kita sendiri, serta mengendalikan emosi diri dengan sebaik mungkin. Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Berusaha untuk tetap menjadi profesional adalah jawaban yang paling tepat. Jangan bertindak gila hanya karena kesal dengan kasus nepotisme ini. Ketika kita bertindak rusuh atau gegabah, ini hanya akan merusak karier kita di kantor. Malahan ini bisa menjadi bumerang bagi kita, ketika kita melakukan protes, bisa saja posisi orang tersebut tetap aman, namun posisi kita malah semakin membahayakan.
3. Dokumentasikan Pekerjaan Hebat Kita Selama Bekerja.
Kebanyakan karyawan yang berada di dalam lingkungan kerja yang berlandaskan nepotisme sering merasa frustasi dan kesal dengan pekerjaan mereka sendiri. Ibaratnya, tiada hari tanpa mengeluh! Karena hal yang paling membuat frustasi dari kasus nepotisme adalah karyawan lain merasa hasil pekerjaan mereka diabaikan oleh bos dan manajer mereka. Semua perhatian hanya tertuju kepada rekan kerja yang tidak kompeten, namun memiliki hubungan kekerabatan atau hubungan darah dengan pihak manajemen.
Dalam hal ini, apa yang harus kita lakukan? Kami menyarankan rekan pembaca untuk mendokumentasikan setiap pekerjaan hebat atau pencapaian Anda selama bekerja di perusahaan tersebut. Pastikan rekan pembaca mengumpulkan data-datanya sebanyak mungkin dan selengkap mungkin. Misalnya, “saya berhasil menaikkan persentase pengunjung web produk kita hingga 5%” atau “saya berhasil mendapatkan proyek besar dari salah satu perusahaan terkenal di Indonesia”.
Buatlah diri rekan-rekan pembaca layak untuk mendapatkan sanjungan dari bos karena rekan pembaca memang benar-benar bekerja dengan kemampuan yang Anda miliki, bukan karena hubungan kekerabatan atau keluarga dari sang bos.
4. Berdiskusi dengan Rekan Kerja yang Dipercaya di Perusahaan.
Apabila rekan pembaca benar-benar merasa frustasi dengan kasus nepotisme yang terjadi di lingkungan kerja Anda, kami menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk tetap berhati-hati. Mengapa begitu? Nyatanya, lingkungan kerja yang sudah dipenuhi dengan kasus nepotisme akan menjadi lingkungan yang sangat berbahaya untuk karier kita.
Apabila rekan pembaca ingin mendiskusikan kasus nepotisme yang terjadi di kantor Anda, pastikan bahwa orang yang rekan pembaca ajak untuk berdiskusi benar-benar orang yang dapat dipercaya. Jangan sampai kita asal-asalan memilih rekan diskusi. Ini sangat berbahaya! Semisalnya rekan pembaca tidak berhati-hati, bisa saja orang tersebut menyampaikan semua pembicaraan Anda kepada orang yang bernepotisme tersebut, dan orang itu juga bisa mengadukannya kepada bos. Duh bahaya sekali, bukan?
5. Fokus pada Diri Sendiri, Terutama Kesehatan dan Kebahagiaan Kita.
Terlalu memikirkan kasus nepotisme yang terjadi di lingkungan kerja kita hanya akan menguras emosi, tenaga, pikiran dan waktu kita. Intinya, ini hanya akan melelahkan kita saja. Jadi, daripada pusing-pusing mikirin hal yang menyebalkan seperti itu, lebih baik rekan pembaca fokus pada kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah hal yang sangat penting untuk kita lakukan. Lagipun, orang-orang yang bernepotisme akan merasakan kesulitannya sendiri nanti. Jadi, tetap semangat ya, rekan-rekan.
Itulah 5 cara menangani kasus nepotisme di tempat kerja kita, jadi jika rekan pembaca sedang berada di lingkungan kerja yang seperti ini, tidak usah gundah lagi ya. Yuk, terapkan 5 cara penanganan seperti di atas. Selamat mencoba, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table