Self Improvement
7 Halangan Diri Untuk Meraih Keseimbangan Hidup
By STUDiLMU Editor
Beberapa orang sukses, mereka berprestasi di tempat kerja namun tidak mendapatkan keseimbangan kerja dan kehidupan. Namun, ini tidak menutup kemungkinan bahwa kita dapat meraih keseimbangan hidup dan pekerjaan, karena beberapa dari mereka sudah berhasil meraihnya.
Dilema keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan sehari-hari, tidak pernah ada habisnya. Parahnya, ketidakseimbangan yang terjadi tidak jarang membawa mereka kepada kegagalan hubungan, stres pada kehidupan, atau yang lebih parahnya lagi adalah gangguan kejiwaan.
Terkadang, hal-hal yang membuat kita sukses di satu bagian dari pekerjaan dan kehidupan, mungkin memiliki konsekuensi keseimbangan kehidupan kerja yang tidak diinginkan. Lantas, bagaimana cara kita untuk mempertahankan kesuksesan, tetapi tetap mendapatkan keseimbangan?
Kerja sukses, keluarga harmonis. Siapa coba yang tidak menginginkannya? Sayangnya, secara sadar atau tidak, kita sering terjebak dalam beberapa perangkap yang membuat keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan, seakan hanya sebuah impian belaka. Apa pembaca Career Advice tahu apa saja perangkap yang dimaksud?
Dengan mengetahui apa saja perangkap yang dimaksud, ini akan memudahkan kita untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut. Tanpa mengurangi kesuksesan yang telah kita miliki, keseimbangan kehidupan kerja juga akan lebih mudah kita dapatkan.
Nah, berikut ini adalah tujuh halangan diri untuk meraih keseimbangan hidup.
1. Sindrom Superhero
Superhero. Yap, siapa yang tidak tahu tokoh superhero yang juga disebut pahlawan hebat. Setiap tokoh superhero dapat melakukan apapun, bahkan di luar kemampuan manusia biasa. Anggapan ini jugalah yang dapat menjadi perangkap berbahaya bagi kita semua. Dengan berpikir bahwa kita dapat melakukan segalanya, ini membuat kita lupa dengan hal-hal penting lainnya, termasuk kehidupan pribadi dan keluarga tercinta di rumah.
Apa solusinya?
Kita harus pintar dalam memilih prioritas kerja. Sebagian dari kita mengambil tanggung jawab yang begitu berat dengan menumpuk semua tugas di punggung kita dan menyelesaikannya. Beberapa dari mereka yang melakukan hal ini telah sukses melakukannya, namun bagaimana dengan sebagian lainnya? Gagal.
Jangan terlalu memaksakan diri kita, jika memang masih gagal untuk bekerja banyak, berlatih dan berlatih terus agar bisa menjadi ahli mengerjakan segalanya. Namun, alangkah baiknya jika kita terbiasa dengan memprioritaskan pekerjaan. Pilih 3 tugas yang sangat rekan-rekan pembaca prioritaskan setiap harinya. Jika ketiga tugas itu sudah selesai, itu saatnya Anda bisa mengeksplor tugas-tugas lainnya.
2. Semua Tugas adalah Darurat
Perangkap yang kedua yaitu, melihat dan membayangkan semua tugas yang kita miliki adalah darurat, dan harus diselesaikan sesegera mungkin. Padahal sebenarnya beberapa tugas tidak begitu mendesak dan dapat dikerjakan nanti.
Hal ini bukan berarti tugas yang lain tidak penting loh ya! Namun, memang ada beberapa tugas yang harus segera selesai dan beberapa lainnya dapat menunggu, atau bahkan didelegasikan kepada kolega lainnya yang lebih ahli dalam hal tersebut.
Apa solusinya?
Coba buat "filter urgensi" secara spesifik berdasarkan kriteria nyata yang cukup rinci sehingga memungkinkan kita untuk merekonsiliasi secara objektif apa yang benar-benar mendesak dan apa yang tidak (baik di tempat kerja maupun di luar pekerjaan).
Pembaca Career Advice harus tahu bahwa mengurangi urgensi tugas tidak akan berdampak negatif pada bisnis. Bahkan, ini benar-benar akan mengurangi stres yang diakibatkan oleh diri kita sendiri.
3. Multitasking
Ini adalah kebiasaan umum yang sering dipraktikkan oleh banyak pekerja dan karyawan. Mereka percaya bahwa bekerja secara multitasking akan meningkatkan produktivitas mereka. Kenyataannya, ini tidak benar, bahkan membuat otak menjadi cepat lelah dan hasil yang diberikan tidak begitu bagus.
Apa solusinya?
Buat pembagian yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan. Memang sih, ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan ketika kita menganggap bahwa teknologi dapat memecah segala hambatan dan membuat kita menjadi lebih mudah dikontak oleh semua orang.
Namun, dengan kemajuan teknologi itu juga membuat kita menjadi tidak ‘tegaan’ untuk membatasi komunikasi. Kita takut kehilangan klien saat kita menolak panggilan conference call dengan mereka saat sedang berlibur dengan keluarga, padahal jika kita memberitahu mereka dengan halus, mereka pasti mengerti bahwa kita tidak ingin kehilangan momen dengan keluarga.
Coba pikirkan, jika diri kita tidak bisa menghargai waktu kita sendiri, bagaimana orang lain akan menghargainya?
4. Tertipu Waktu
Nah, ini juga salah satu hal yang membuat kita sering terperangkap di dalamnya. Saat kita sedang fokus mengerjakan suatu tugas, tiba-tiba saja kita harus meninggalkan tugas tersebut karena terkecoh dengan hal lain yang mungkin tidak terlalu penting untuk kita selesaikan. Contohnya? Membalas komentar dari teman lama di Facebook atau melihat sudah berapa banyak likes yang didapatkan dari foto kece yang diunggah tadi malam.
Apa solusinya?
Untuk mengatasi ini, coba untuk menahan diri dalam mengerjakan hal-hal yang tidak terlalu penting dan dapat ditunda. Kita bisa mencatatnya pada nota kecil, seperti: belum membalas komentar Anna, teman lama di Facebook, mengirim pesan selamat ulang tahun kepada tante Ratna, dan lain-lainnya.
5. Terlalu Mengejar Waktu
Ini mungkin terdengar seperti istilah lucu yang di dalam film fiksi ilmiah. Tanpa kita sadari, kita terlalu mengejar waktu dan memiliki beberapa kegelisahan lainnya yang membuat diri kita tidak menikmati segala hal yang ada di hadapan kita sekarang.
Apa solusinya?
Memikirkan masa depan memang penting. Semua orang pastinya sangat ingin memiliki masa depan yang cerah dan bahagia. Namun, cobalah untuk berkomitmen dan menikmati kehidupan saat ini. Dengan lebih menghargai kehidupan yang ada di depan mata, kita akan lebih mudah untuk menikmati waktu bersama pasangan dan keluarga tercinta.
6. SKS (Sistem Kebut Semalam)
Hayo ngaku apakah pembaca Career Advice pernah melakukan hal ini? Seringkali kita mengulur-ulur waktu dalam pengerjaan tugas, dan ya, kembali lagi kepada poin pertama di artikel ini. Perangkap bahwa kita adalah superhero yang dapat melakukan segala hal. Akibatnya, saat pekerjaan sudah semakin menumpuk dan tenggat waktu sudah semakin dekat, kita mengerjakan semuanya dengan sistem kebut semalam.
Apa solusinya?
Solusi yang tepat adalah dengan tidak menjadi seorang yang menunda-nunda pekerjaan, semudah apapun tugas tersebut. Jangan pernah anggap remeh pekerjaan, jika kita memiliki waktu untuk mengerjakannya, maka selesaikan. Kedepannya, saat kita memiliki waktu luang, maka waktu tersebut dapat dialokasikan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, bukan untuk menerapkan sistem kebut semalam pada tugas kerja.
7. Melupakan Tentang Diri Sendiri
Baik, ini merupakan perangkap terakhir yang sering kita hadapi, namun sering tidak kita sadari. Pekerjaan yang menumpuk membuat kita terbuai dalam kesibukan kerja yang tiada henti. Akibatnya, kita menjadi orang yang kurang menghargai diri sendiri dan jarang memberikan apresiasi diri.
Apa solusinya?
Jangan lupa untuk mencintai diri kita sendiri sebelum mencintai dan menyayangi orang lain. Jika kita dapat menghargai diri sendiri, ini akan memudahkan kita untuk mencintai orang lain juga. Hal ini dikarenakan kita tidak meminta belas kasihan dari mereka, namun memberikan kebaikan dan kasih sayang kepada mereka.
Itulah tujuh halangan diri untuk meraih keseimbangan hidup. Keseimbangan hidup ini hanya akan menjadi sebuah mitos belaka, jika kita tidak memulainya dari diri kita sendiri. Jadi, tunggu apalagi pembaca Career Advice? Yuk, kita raih keseimbangan kerja-hidup yang kita dambakan. Selamat mencoba, ya!
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table