Coaching
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Menerima Umpan Balik?
By STUDiLMU Editor
Umpan balik adalah sesuatu yang sering dijumpai dalam perjalanan karier kita. Ketika kita melakukan sesuatu yang salah atau kurang tepat, akan sangat mungkin kita diperhadapkan dengan umpan balik. Umpan balik yang tepat dapat membuat perjalanan kita mengalami kemajuan. Tetapi, itu tergantung pada si penerima. Jika penerima merespon umpan balik tersebut dengan baik, maka itu akan membuatnya mengalami pertumbuhan karier. Respon kita terhadap umpan balik yang kita terima akan memberikan dampak yang besar. Oleh karena itu, kita harus mampu merespon umpan balik dengan cara yang tepat agar kita mengalami pertumbuhan karier, bukan kemunduran.
Lalu, apa yang harus dilakukan setelah mendapatkan umpan balik agar kita dapat mengalami pertumbuhan karier? Kali ini, kita kan membahas 3 tahapan yang harus dilakukan setelah menerima umpan balik. Sehingga, ketika nantinya kita menerima umpan balik, kita mengetahui jelas apa yang harus dilakukan setelah menerima umpan balik tersebut. Dengan begitu, kita dapat mengalami pertumbuhan karier.
Tahap 1: Memikirkan Kembali
Tahap pertama yang harus dilakukan setelah menerima umpan balik adalah memikirkan kembali. Tahap ini bertujuan untuk menyatakan apa yang terjadi dan melakukan brainstorming tentang apa yang harusnya terjadi. Jauhkan diri dari segala tekanan saat kita berada dalam tahap ini. Di tahap ini, kita tidak memasukkan penilaian apapun pada hal-hal yang kita uraikan. Kita bertindak seolah-olah kita adalah orang ketiga yang netral.
Di tahap ini, kita berfokus pada perilaku mendasar yang kita coba kembangkan tanpa memunculkan reaksi emosional yang dapat membuyarkan semuanya. Lalu, kita harus menanyakan beberapa hal terhadap diri sendiri. Pertanyaan yang perlu ditanyakan pada diri sendiri selama tahap ini adalah:
- Apa yang terjadi? Fakta apa yang mendorong terciptanya umpan balik? Mungkin saja kita mengetahui beberapa hal tetapi kita hanya diam.
- Apa yang saya pikirkan? Hal apa yang saya pikirkan dan pertimbangkan dalam kejadian ini? Mungkin saja kita berpikir terlalu jauh.
- Bagaimana perasaan saya saat ini? Emosi dan respon fisiologis apa yang muncul ketika saya mengalami kejadian tersebut? Misalnya telapak tangan kita langsung berkeringat atau kita merasa gugup.
Dalam tahap ini yang terpenting adalah menguraikan semuanya tanpa ada yang perlu dimanipulasi. Jangan tambahkan opini atau pendapat pribadi di dalamnya.
Tahap 2: Memikirkan saat ini.
Tahap kedua yang harus dilakukan setelah menerima umpan balik adalah memikirkan saat ini. Pada tahap ini, tujuannya adalah mengidentifikasi tindakan ideal yang seharusnya kita lakukan. Perhatikan celah yang terjadi antara tindakan yang kita lakukan saat ini dengan tindakan alternatif yang dapat membantu kita menunjukkan perilaku mendasar yang harus dikembangkan. Pertanyaan yang perlu ditanyakan pada diri sendiri selama tahap ini adalah:
- Apa yang telah saya lakukan? Bagaimana respon yang saya berikan terhadap orang lain? Ini mungkin membuat kita terlihat tidak memiliki keterlibatan karena kita tidak mengatakan apapun.
- Apa yang seharusnya saya lakukan? Perbedaan apa yang dapat saya perbuat? Kita seharusnya dapat membagikan ide yang kita miliki. Walaupun kita merasa ide tersebut tidak masuk akal, opsi lain bisa saja menjadi hal yang sangat berkontribusi.
- Apa yang menghalangi saya? Temukan faktor apa saja yang membuat kita menahan diri melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan. Ini bisa saja berkaitan dengan perasaan tidak aman, takut atau hal yang lebih sistematis lainya seperti kurangnya struktur rapat yang jelas.
Tahap 3: Memikirkan hari depan.
Tahap ketiga yang harus dilakukan setelah menerima umpan balik adalah memikirkan hari depan. Ini adalah tahap terakhir untuk melakukan refleksi. Pada tahap ini, kita bertujuan untuk memperjelas hal yang akan kita lakukan di kemudian hari saat kita mengalami situasi yang sama. Pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri sendiri dalam tahap ini adalah:
- Apa yang akan saya lakukan di kemudian hari? Cobalah untuk membayangkan situasi yang sama yang kita hadapi di kemudian hari. Apa yang akan kita perbuat? Bayangkan skenario pikiran dan tuliskan reaksi emosi dan proses berpikir yang kita miliki. Ini mungkin akan memunculkan sebuah ide, pertanyaan, atau cara menangani masalah yang sistemik secara proaktif, seperti mengusulkan sebuah pertemuan dan mengirimkan agenda pertemuan terlebih dahulu melalui email. Sehingga, setiap orang memiliki kesempatan untuk mempersiapkan dirinya.
- Apakah saya siap untuk mengelola perasaan dan mengambil tindakan lain yang berbeda dari tindakan saya sebelumnya? Apa yang dapat saya lakukan untuk menyiapkan dan mengolah reaksi, emosi dan respon fisiologis saya nantinya? Kita dapat membuat daftar pertanyaan uang ingin ditanyakan dalam pertemuan berikutnya. Lalu, melatih diri untuk memberikan respon. Ini dapat membantu kita membangun kepercayaan diri dalam berbicara.
- Bagaimana saya dapat memegang teguh tujuan yang saya miliki? Bagaimana saya dapat menggunakan kekuatan yang saya miliki dan menghadapi rintangan untuk mencapai tujuan tersebut? Kita dapat melatih diri sendiri atau meminta rekan kerja lain, bahkan seorang mentor untuk melatih kita. Pastikan kita meluangkan waktu untuk menuliskan semua ini dan membagikan tujuan tersebut dengan rekan kerja atau mentor kita. Ini akan membuat kita tetap bertanggung jawab dan lebih memungkinkan kita mencapai tujuan yang kita miliki.
Itulah 3 tahap yang harus dilakukan setelah menerima umpan balik. Dengan menerapkan 3 tahap diatas, rekan pembaca akan mampu untuk menerima umpan balik dengan baik dan menggunakan umpan balik tersebut sebagai pemicu pertumbuhan karier yang semakin baik kedepannya. Dan tentunya, ini akan membantu Anda mencapai kesuksesan yang Anda impikan.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table