Self Improvement
Bagaimana Rasa Syukur dapat Memperbaiki Kondisi Finansial Anda?
By STUDiLMU Editor
Rasa Syukur dan Kondisi Finansial, Apakah Keduanya Memiliki Keterkaitan?
Masalah finansial adalah suatu keadaan yang benar-benar dijauhi oleh banyak orang. Salah satu contohnya adalah hutang yang menumpuk, namun kita tidak mampu untuk membayarnya. Contoh finansial yang baik adalah antara pemasukan dan pengeluaran menunjukkan angka yang seimbang. Jadi, kerugian finansial adalah suatu kondisi yang terjadi ketika total pengeluaran kita lebih banyak daripada total pemasukan (pendapatan). Berita baiknya, ternyata rasa syukur bisa membantu kita untuk memperbaiki kondisi finansial kita loh, rekan-rekan. Lantas, apa yang dimaksud dengan “rasa syukur”? Rasa syukur adalah suatu perasaan yang menentramkan dan menyenangkan yang terjadi atas penerimaan segala hal yang kita miliki, sehingga menghasilkan respon yang positif dalam menghadapi segala tantangan yang datang dalam kehidupan.
Bagaimana dengan pengertian kondisi finansial? Pengertian finansial menurut para ahli adalah mempelajari bagaimana suatu bisnis, organisasi, perusahaan atau individu dapat meningkatkan, mengalokasikan dan menggunakan segala sumber daya keuangan (moneter) dalam periode waktu tertentu. Dengan kata lain, kondisi finansial adalah bagaimana sikap dan tindakan kita dalam mengatur keuangan yang dimiliki. Jadi, benarkah rasa syukur dan kondisi finansial, keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat?
3 Alasan Mengapa Rasa Syukur dapat Memperbaiki Kondisi Finansial Kita?
Untuk memahami lebih jelas mengapa keduanya memiliki keterkaitan, maka kami mengajak rekan-rekan Career Advice untuk membaca artikel ini lebih lanjut, karena rekan pembaca akan sedikit terkejut dengan fakta bahwa rasa syukur dapat menjadi cara memperbaiki finansial kita menjadi lebih baik.
Dengan selalu bersyukur dalam keadaan apapun, kita tidak akan tergesa-gesa dalam menggunakan uang. Itulah mengapa kita akan merasa lebih tenang. Nah, perasaan yang tenang seperti ini akan membantu kita untuk lebih bijak dalam menggunakan uang dan mengurus kondisi finansial.
Menurut website the balance dot com, ada 3 alasan yang membuktikan mengapa rasa syukur dapat membantu kita dalam memperbaiki kondisi finansial. Sehingga, kita dapat mengelola keuangan dengan lebih baik daripada sebelumnya. Penasaran? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Rasa Syukur dapat Membuat Kita Lebih Bersabar ketika Membuat Keputusan Keuangan.
Tidak ada salahnya jika kita melatih diri untuk bersyukur. Misalnya, kita membaca kata-kata bersyukur untuk diri sendiri, sehingga kita bisa lebih memaknai hidup. Ketika kita melatih rasa syukur, secara tidak langsung kita sedang memperbaiki finansial kita. Berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Psychological Science, perasaan syukur akan membuat kita lebih merasa puas dengan segala hal yang kita miliki.
Menurut para peneliti dari studi ini, orang-orang yang memiliki rasa syukur yang baik akan menahan diri mereka untuk membeli barang-barang yang menjadi “kepuasan sementara”. Kita akan menahan diri untuk membeli barang-barang yang mungkin sebenarnya tidak kita butuhkan sama sekali, karena kita merasa sudah puas dengan segala hal yang ada di dalam kehidupan kita. Bahkan, kecil kemungkinan bagi kita untuk membelanjakan uang karena kita merasa apa yang kita miliki sudah lebih dari cukup.
Rasa syukur juga akan mendorong kita untuk memperbaiki keuangan pribadi dengan lebih rajin menabung dan tidak tergesa-gesa dalam menentukan keputusan keuangan. Kita akan tersadar bahwa barang-barang yang dijual dengan harga mahal tidak akan bisa membeli “kebahagiaan” dalam hidup kita, sehingga kita akan lebih memilih mengalokasikan uang untuk ditabung daripada dipakai untuk shopping atau hal lain yang memberikan kepuasan sementara.
2. Rasa Syukur dapat Membentuk Kita Menjadi Seorang yang Murah Hati.
Rasa syukur bukan hanya membantu kita untuk lebih bijak dalam membuat keputusan finansial, namun perasaan berterima kasih kepada Tuhan akan meningkatkan rasa kedermawanan kita terhadap sesama. Berawal dari rasa syukur yang akan membuat kita merasa puas dengan segala hal yang kita miliki, maka perasaan ini akan mendorong kita untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Menurut penelitian yang dikutip oleh UC Berkeley, rasa syukur akan membantu kita untuk memperbaiki kondisi finansial dengan sangat baik. Bukannya belanja barang yang lebih banyak lagi, namun kita berbagi dengan orang-orang di sekitar kita, sehingga kita akan merasa selalu tercukupi. Kita akan mulai berpikir, “daripada saya membeli tas dengan harga 10 juta rupiah, lebih baik saya menyumbangkannya untuk anak-anak yatim piatu di panti asuhan.
Menariknya, ketika rasa syukur menjadikan kegiatan amal sebagai sesuatu yang kita prioritaskan, kita juga akan terdorong untuk mengevaluasi kondisi finansial kita kembali. Kita akan memenuhi segala kebutuhan primer dan menjauhi pembelian barang-barang yang sekedar “hanya kepengen”, namun sebenarnya tidak dibutuhkan sama sekali. Kegiatan amal akan membuat kita lebih bersyukur dengan kondisi keuangan kita sekarang.
Sebagai contoh, kita akan bersyukur karena kita memiliki pekerjaan tetap, kita bersyukur karena kita memiliki pendapatan yang pasti setiap bulannya, kita bersyukur karena kita masih bisa tinggal di bawah atap dan terbebas dari hujan serta teriknya panas matahari, dan lain sebagainya. Semua perasaan syukur itu akan membendung perasaan kita untuk membeli barang-barang yang tidak penting, namun lebih mementingkan kegiatan amal untuk membantu orang banyak agar bisa merasakan kebahagiaan seperti yang kita rasakan.
3. Rasa Syukur dapat Meningkatkan Kepuasan dalam Hidup Kita.
Ketika kita merasa bersyukur atas segala hal yang dimiliki dalam hidup, maka kita cenderung merasa puas dengan segala situasi yang terjadi di dalam kehidupan. Sederhananya, kita tidak akan pernah membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang mungkin terlihat lebih “wah” atau “lebih indah”.
Orang-orang yang merasa bersyukur dalam hidupnya akan menjauhi segala hal yang berbau “Hedonisme”, mereka tidak perlu untuk membeli mobil mahal hanya untuk membuktikan kepada orang lain bahwa dirinya mampu. Seperti yang dikatakan oleh St. Augustine, seorang penulis religious pada abad pertengahan mengatakan bahwa seseorang akan merasa lebih puas dengan kehidupannya ketika memiliki rasa syukur yang tinggi, sehingga ketika dirinya tersangkut dengan hal-hal yang berkaitan dengan uang dan harta, individu tersebut cenderung menjauhkan dirinya untuk tidak berlebihan dalam menggunakannya.
Saat kita sudah memiliki pendapatan, kita mungkin akan membeli barang-barang baru yang akan memberikan tingkat kepuasan baru bagi diri kita. Yap! Itu adalah hal yang normal, bahkan “hak” kita untuk membeli apapun dengan uang yang kita miliki. Akan tetapi, tindakan ini hanya akan memberikan kita kepuasan jangka pendek saja, sedangkan rasa syukur akan mendorong rasa kepuasan jangka panjang dalam kehidupan kita.
Logikanya, ketika membeli suatu barang baru, kita akan merasa senang. Namun, apakah sebulan, dua bulan, atau setahun ke depan kita masih merasakan kepuasan yang sama? Kemungkinan besar tidak. Malahan, kita akan terus mencari peluang untuk membeli barang-barang baru lainnya yang dapat memberikan rasa “kepuasan baru”.
Berbeda dengan rasa syukur, kita akan terus merasa bahagia dan puas dengan kehidupan kita dalam jangka panjang. Kita tahu dan sadar bahwa membeli barang baru tidak akan memberikan rasa kepuasan yang lama, karena barang yang kita beli bisa saja hilang atau rusak. Namun, kepuasan kita akan terus meningkat ketika kita terus bersyukur atas segala hal yang ada di dalam hidup kita.
Nah, itulah 3 alasan mengapa rasa syukur dapat membantu kita semua dalam memperbaiki kondisi finansial sekarang dan jangka panjang. Dengan bersyukur, kita akan selalu merasa puas tanpa harus membeli barang-barang mahal yang sebenarnya tidak perlu kita miliki. Yuk, perbaiki kondisi finansial kita dari sekarang rekan-rekan. Jangan lupa untuk selalu bersyukur ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Resume & Interviewing
Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
-
Innovation
Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness
-
Productivity
Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif
-
Mindset
Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian
-
Innovation
Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?
-
Mindset
5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja
-
Productivity
Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan
-
Self Improvement
Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini
-
Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
-
Productivity
Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table